Bisnis.com, DENPASAR -- PT Jasamarga Bali Tol (JBT) dihadapkan dengan penurunan pendapatan akibat sepinya volume kendaraan dan sisa utang pembangunan.
Direktur Utama Jasamarga Bali Tol (JBT) I Ketut Adiputra Karang mengatakan pembangunan jalan Tol Bali berasal dari pinjaman perbankan sebesar 70 persen dan sisanya 30 persen merupakan modal perseroan. Dengan kondisi tersebut dan menyesuaikan bisnis jalan tol, setidaknya butuh waktu Break Even Point (BEP) antara 10-15 tahun.
Pendapatan yang terdampak pandemi, lanjutnya, membuat JBT memperoleh relaksasi rate bunga kredit dan penundaan pengembalian pokok pinjaman untuk tahun ini.
"Pada masa Pandemi ini, Manajemen JBT melakukan permohonan relaksasi terhadap sisa utang kepada para kreditur atau perbankan," katanya kepada Bisnis, Senin (8/12/2020).
Adapun akibat pandemi Covid-19, pariwisata Bali mengalami penurunan kunjungan dari sisi wisatawan mancanegara maupun domestik. Kondisi ini ikut mempengaruhi volume kendaraan yang menggunakan fasilitas tol Bali.
Pada April-Juni 2020, volume kendaran yang melewati JBT mengalami penurunan sebesar 80 persen. Volume lalu lintas kendaraan per hari di JBT mulai naik per Agustus - November 2020 sebesar 10 persen atau 10.000 – 11.000 kendaraan/hari dari yang sebelumnya.
Adiputra Karang mengaku saat ini pihaknya masih berupaya untuk bertahan menghadapi penurunan pendapatan akibat sepinya volume kendaraan yang memakai fasilitas jalan tol tersebut. Selain itu, JBT saat ini juga melakukan upaya-upaya meningkatkan pendapatan di bidang usaha lain seperti menjajaki pontensi usaha green energy berupa pengembangan panel surya di Jalan Tol Bali Mandara.
Begitu juga dengan pengembangan usaha lain dari pendapatan iklan yang nantinya akan menambah pendapatan jalan tol.
JBT pun kemungkinan akan melakukan corporate action berupa pengajuan pinjaman kepada pemegang saham jika aktivitas ekonomi akibat pandemi tidak kunjung membaik dalam rentang tiga tahun.
"JBT akan bertahan dalam kondisi pandemi saat ini dengan tetap melakukan efisiensi anggaran secara ketat, namun apabila kondisi ini tindak kunjung membaik dalam waktu 3 tahun, maka JBT akan melakukan corporate action seperti melakukan pinjaman kepada pemegang saham," sebutnya.
Dia pun optimistis volume lalu lintas di Tol Bali akan terus meningkat ke depannya. Pada Desember ini, JBT memproyeksi akan terjadi peningkatan volume lalu lintas sebesar 5 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
"Hal ini disebabkan karena sudah dibukanya Bali untuk wisatawan Domestik dan bertepatan dengan libur yang cukup panjang pada akhir tahun sehingga banyak wisatawan domestik yang berkunjung ke Bali baik melalui jalur darat maupun udara," sebutnya.