Bisnis.com, DENPASAR -- Pelaku hotel di Bali berharap dana hibah pariwisata yang diberikan pemerintah kembali berlanjut pada tahun depan pasca mendapatkan bantuan senilai Rp1,1 triliun jelang akhir 2020.
Ketua Bali Hotel Association (BHA) I Made Ricky Darmika Putra mengatakan dana hibah yang diberikan tersebut digunakan untuk mendukung operasional hotel seperti pembayaran gaji karyawan, asuransi kesehatan karyawan, listrik, air, hingga operasional lain berkaiatan dengan penerapan protokol kesehatan. Pemberian dana hibah ke masing-masing hotel pun menyesuaikan dengan besaran pajak hotel dan restoran (PHR).
Menurutnya, dana hibah yang merupakan inisiasi pemerintah pusat bekerja sama dengan 100 kepala daerah di seluruh Indonesia, telah disalurkan dari dua minggu lalu dengan paling lambat diterima hotel yang memenuhi syarat pada Desember tahun ini.
Ricky pun mengharapkan pemerintah kembali memberikan bantuan hibah pada periode berikutnya menyusul kondisi pariwisata yang belum normal.
"Sampai saat ini kami baru dengar cuma sekali, harapan kami semoga tahapan-tahapan berikutnya bisa dibantu lagi untuk meringankan beban pengusaha karena situasi pandemi pengusaha tidak bisa memungkiri beban sangat berat bukan hanya operasional tetapi juga cashflow," katanya kepada Bisnis, Rabu (2/12/2020).
Menurutnya, dari 157 anggota Bali Hotel Association (BHA), baru 25 persen atau sekitar 35 sampai 40 hotel yang dibuka. Sisanya, masih tidak melakukan operasional.
Sementara itu, rata-rata penurunan pendapatan hotel mencapai 90 persen sampai dengan 95 persen. Rata-rata tingkat hunian kamar atau okupansi hotel pada Oktober 2020 yang bergabung dalam BHA mencapai 13 persen. Tingkat hunian kamar tersebut naik dari posisi September 2020 yang sebesar 9 persen.
"Okupansi naik karena libur panjang di Oktober tetapi masih jauh dari normal yang rata-rata Oktober sebesar 70-73 persen. Apapun itu, patut kita syukuri," sebutnya.