Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pedagang Pasar Tradisional Bali Terselamatkan Transaksi via Ojol

Pembelinya kini mayoritas memanfaatkan layanan ojek online (ojol) milik Gojek. Hal itu terjadi sejak awal Maret 2020 ketika pandemi Covid-19 mulai marak di ibu kota Bali.
Driver Gojek memeriksa suhu tubuh untuk dapat masuk ke Pasar Badung
Driver Gojek memeriksa suhu tubuh untuk dapat masuk ke Pasar Badung

Bisnis.com, DENPASAR - Jika teknologi bagi sebagian orang merugikan karena isu keamanan, tidak demikian dengan pedagang di Pasar Badung. Teknologi justru memberikan keuntungan bagi mereka, khususnya ketika pandemi Covid-19 terjadi. Teknologi justru memberi solusi perpaduan keamanan, dan kesehatan.

“Saya justru terbantu sekarang, pelanggan saya ikut menikmati kemudahannya malah,” tutur Ni Wayan Ana, salah seorang pedagang sayur mayur di Pasar Badung, di Kota Denpasar, pada Senin (26/10/2020).

Dia mengatakan pembelinya kini mayoritas memanfaatkan layanan milik Gojek. Hal itu terjadi sejak awal Maret 2020 ketika pandemi Covid-19 mulai marak di ibu kota Bali. Keputusan itu diambilnya untuk tetap mempertahankan pendapatan. Awalnya pembeli yang memanfaatkan kurir digital didominasi kalangan rumah tangga.

Selanjutnya memasuki awal Mei 2020, mulai banyak supplier atau pedagang di warung yang juga memasan sayur dengan jumlah yang lebih besar hingga omzetnya mencapai Rp500 ribu hingga Rp1 juta dalam satu kali pengirimannya, dengan rata-rata pengiriman sebanyak 10 kali dalam satu harinya.

Dengan melakukan pengiriman menggunakan aplikasi, Ana yang sebelumnya berjualan hingga menjelang sore, kini sudah ludes sebelum pukul 10.00 Wita. Bahkan, dia juga mendapatkan tambahan karena pembelinya memesan daging dan buah yang dirinya tidak jual.

“Meski pesanan konsumen bukan hanya sayuran, tapi akan saya carikan di pasar, dan saya antarkan melalui Gojek,” jelasnya, ketika menyebut salah satu aplikasi layanan ojek online (ojol).

Meskipun normal baru sudah diterapkan, Ana mengaku masih tetap menerima pesanan sayur melalui aplikasi setiap harinya hingga 3 sampai 5 kali order. Ana hanya salah satu contoh pedagang pasar yang memanfaatkan teknologi seiring perkembangan digital.

Di Denpasar, ada sekitar 11 pasar tradisional menggunakan jasa Gojek dan sejumlah aplikator lain. Pasar-pasar tersebut seperti Pasar Badung, Pasar Kumbasari, Pasar Kreneng, Pasar Sanglah, Pasar Pidada, Pasar Anyarsari, Pasar Satria, Pasar Ketapian, Pasar Abiantimbul, Pasar Cokroaminoto, dan Pasar Gunung Agung.

Dengan layanan digital ini, warga tidak harus keluar rumah untuk membeli kebutuhan pokok. Mereka tinggal memencet tombol di gawai dan dalam hitungan menit, kebutuhan pokok tersebut akan dibawakan ke rumah langsung.

Sangat menghemat waktu serta aman karena tidak harus datang ke pasar langsung. Pada periode ini, pasar tradisional dianggap sebagai lokasi umum paling berisiko di masa pandemi. Survei BPS Pusat mencatat, sebanyak 17,32% responden menganggap bahwa pasar tradisional dan pedagang kaki lima yang dikunjunginya paling tidak menerapkan protokol kesehatan.

Pada saat bersamaan, Kota Denpasar pada saa ini masih berada dalam zona oranye, karena masih ada sebanyak 158 orang pasien Covid-19 dirawat, sedangkan pasien meninggal 71 orang dan sembuh sebanyak 2.922 orang.

Dirut PD Pasar Kota Denpasar Ida Bagus Kompyang Wiranata menyatakan keputusan memberikan layanan digital bagi konsumen karena pertimbangan pasar rakyat merupakan salah satu urat nadi masyarakat, khususnya dalam menopang roda ekonomi. Dia mengatakan sekitar 20 persen transaksi di pasar tradisional yang dikelola PD Pasar Kota Denpasar kini memanfaatkan layanan digital.

Pasar Badung merupakan salah satu urat nadi perekonomian di Kota Denpasar, bahkan Bali. Ada sekitar 1.698 orang pedagang berjualan di pasar tradisional terbesar di Pulau Dewata ini. Pasar Badung menjadi simpul perekonomian karena tempat bertemunya, pemasok, pedagang dan pembeli dari seluruh Bali. Kompyang Wiranata mengungkapkan keberadaan layanan digital ini dinilai sebagai solusi.

Pada saat yang penuh tantangan ini, masyarakat tetap harus membeli kebutuhan bahan pokoknya dan pedagang dapat terus menjajakan barang dagangannya. Terjadinya transaksi otomatis akan menggerakkan perekonomian baik skala mikro maupun makro. Dengan pola digital, maka protokol kesehatan berupa menjaga keamanan, kebersihan dan kesehatan tetap terpelihara.

“Sehingga solusi berbelanja dengan menggunakan GoShop menjadi salah satu alternatifnya. Kondisi ini menjadi hal sangat positif untuk eksistensi pasar rakyat, selain ada interaksi tawar menawar, kedepan juga bisa belanja melalui online. Masyarakat dapat tetap #dirumahaja dan para pedagang dapat berjualan dengan dibantu oleh mitra Gojek dengan tetap mengedepankan keamanan & kenyamanan,” jelasnya.

Walikota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra menjelaskan digitalisasi sejalan dengan upaya Pemerintah Kota Denpasar untuk menanggulangi penyebaran pandemi COVID-19, sekaligus inisiatif dan terobosan sehingga perputaran ekonomi masyarakat harus tetap berjalan dengan cara yang sehat dan cerdas. Mengingat animo masyarakat yang baik, Pemkot Denpasar terus mendorong masyarakat untuk berbelanja di pasar-pasar rakyat lainnya di kota Denpasar dan sekitarnya agar denyut kehidupan dan ekonomi masyarakat dapat tetap berjalan.

“Selain tetap melayani dengan go green, layanan GoShop ini juga menjadi solusi agar masyarakat dapat tetap aman berbelanja #dirumahaja. Solusi melalui teknologi semacam ini sejalan dengan semangat 'Sewaka Dharma' yang memiliki arti, melayani adalah kewajiban,” tuturnya.

Head Regional Corporate Affairs Gojek Wilayah Jatim & Bali Nusra Alfianto Domy Aji mengatakan kolaborasi tersebut bentuk kontribusi memitigasi penyebaran pandemi COVID-19 melalui teknologi dan program kolaboratif. Pemanfaatan aplikasi juga bagian dari upaya mendukung langkah untuk tetap aman dan sehat di rumah saja tanpa harus melakukan kontak fisik serta produktif. Pihaknya berharap dalam situasi yang penuh tantangan saat ini GoShop menjalankan perannya untuk meningkatkan keselamatan dengan memastikan layanan ini dapat memfasilitasi jarak aman dan tidak ada kontak fisik secara langsung.

"Beragam kanal kami digunakan untuk mempromosikan kebiasaan hidup sehat dengan menyebarkan informasi kesadaran dan pencegahan COVID-19, pemberitahuan dalam aplikasi dan diskusi dengan mitra untuk menjaga produktivitas dan keberlanjutan pendapatan mitra usaha dan mitra driver,” paparnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper