Bisnis.com, DENPASAR—PHRI dan Indonesia National Air Carriers Association menandatangani kerja sama penyediaan paket perjalanan wisata yang terjangkau dan aman bagi wisatawan domestic untuk menyelematkan masyarakat dan pelaku wisata yang terdampak Covid-19.
Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani menjelaskan penyediaan paket itu sekaligus memberi kesempatan bagi wisatawan untuk kembali bepergian ke destinasi. Paket murah ini nantinya akan diserahkan kepada anggota PHRI dan maskapai secara business to business. PHRI dan asosiasi hanya memberikan payung dan menjembatani saja.
Menurutnya, kerja sama ini dilakukan karena ada dua hal yang harus diperhatikan jika ingin meningkatkan jumlah penumpang pesawat dan okupansi hotel di daerah wisata. Pertama, kepercayaan diri masyarakat untuk kembali terbang ditingkatkan dengan menjalankan protokol kesehatan. Kedua, dari sisi harga harus terjangkau sehingga wisawatan tertarik pergi karena tidak memberatkan.
"Semakin tinggi pergerakan penumpang pesawat dan okupansi hotel, maka perekonomian daerah wisata bisa kembali meningkat setelah dalam beberapa bulan terakhir merosot tajam akibat Covid-19," kata Hariyadi saat melakukan Penandatanganan Kerjasama Antara INACA dan PHRI di Novotel Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, Sabtu (29/8/2020).
Dia mencontohkan seperti halnya Bali, yang sangat terpukul akibat Covid-19, karena sangat mengandalkan sektor pariwisata untuk menghidupkan perekonomiannya. Dari total kapasitas kamar hotel 140.000, hampir 80 persen ditutup. Hariyadi mencontohkan di Nusa Dua hanya ada 4 hotel yang buka. Akibatnya, pada kuartal II-2020 ekonomi Bali minus 10,98 persen. Dia meminta pemda di Bali untuk mendukung upaya kedua asosiasi dengan memberi relaksasi pajak bagi perusahaan-perusahaan perhotelan dan maskapai.
“Jangan sampai baru mulai naik okupansi hotelnya, langsung dikejar-kejar pajak,” jelas Hariyadi.
Demi meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk mengajak keluarganya terbang dan menginap lagi di hotel, Hariyadi menyebut PHRI akan berkoordinasi dengan asosiasi kesehatan dan pengelola Rumah Sakit untuk bisa menyediakan sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di tempat wisata.
"Nantinya bukan tidak mungkin kegiatan work from home dan school from home berganti jadi work from hotel dan school from hotel, sambil liburan," kata Hariyadi.
Ketua Umum Inaca Denon Prawiraatmadja menyakini apabila paket wisatanya menarik dan harganya terjangkau, pihaknya yakin bisa menggerakkan masyarakat untuk bepergian lagi. Inaca akan terus melakukan safe travel campaign ke berbagai daerah wisata di Indonesia. Dia juga akan meminta maskapai penerbangan berjadwal maupun tidak berjadwal untuk menyiapkan protokol kesehatan khusus untuk anak-anak.
"Kalau anak-anak semuanya dipegang dan agak cuek. Jadi nanti akan kami siapkan protokol kesehatan khusus anak-anak. Agar orang tuanya yakin anak-anaknya aman untuk diajak terbang," jelasnya.
CEO AirAsia Indonesia Veranita Yosephine Sinaga menyampaikan akan menindaklanjuti penandatanganan kerjasama itu dan melakukan negosiasi bisnis dengan berbagai jaringan hotel di Indonesia. Sehingga masyarakat bisa menikmati paket wisata yang terjangkau dan aman di akhir tahun nanti.
"Saya sangat optimis kerjasama ini bisa dijalankan. AirAsia kan sudah punya platform penjualan tiket yang bisa ditambahkan nanti fitur pemesanan hotelnya sekalian. Selanjutnya saya akan lakukan follow up meeting dengan hotel untuk bisa melakukannya," kata Veranita.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Luh Made Wiratmi mengapresiasi upaya yang dilakukan Inaca dan PHRI dalam meyakinkan masyarakat untuk kembali bepergian melalui safe travel campaign. Sebagai destinasi wisata unggulan Indonesia, Wiratmi mengatakan masyarakat dan para pelak usaha lokal yang menggantungkan hidupnya dari sektor pariwisata sedang menerima cobaan yang sangat berat.
“Ekonomi Bali di kuartal II tahun ini minus 10,98 persen. Itu baru pertama kali dalam sejarah terjadi. Lalu ada 2.667 pekerja sektor pariwisata di PHK, sebanyak 73.631 orang dirumahkan. Sangat berat kondisi ini bagi kami,” kata Wiratmi .
Untuk membuat perekonomian daerah kembali bergairah melalui kunjungan wisatawan domestik, menurutnya Pemprov Bali telah berupaya keras menjaga agar tingkat penyebaran Covid-19 tetap rendah serta jumlah pasien yang sembuh terus meningkat. Ketua Bali Tourism Board, IB Agung Partha Adnyana mengatakan para pelaku usaha pariwisata di Bali telah berkomitmen akan menjadikan wisatawan domestik sebagai tulang punggung operasional bisnisnya. Namun karena sejak tahun 70-an, fokusnya hanya inbound travellers saja, padahal seharusnya wisatawan domestik yang jadi backbonenya.
"Sehingga terbukti seperti sekarang ini, saat kita terluka tentunya yang bisa diharapkan untuk kembali ke Bali adalah wisatawan domestik. Kalau kita susah kan tentunya yang akan membantu tetangga kita dulu, bukan orang luar," tuturnya