Bisnis.com, DENPASAR – Ekspor produk kain perca berupa surgical mask (masker operasi) dari Bali pada Februari 2020 meningkat 116,03 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan paling banyak diekspor ke China.
Dibandingkan dengan Januari 2020, kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho, peningkatan tertinggi hingga ratusan persen terjadi pada produk berbagai barang logam dasar hingga 192,54 persen dan dominan diekspor ke Prancis.
“Begitu juga pada kain perca berupa surgical mask yang paling banyak diekspor ke China dengan peningkatan 116,03 persen," ungkap Adi melalui keterangan pers yang diterima di Denpasar, Bali, pada Kamis (2/4/2020).
Dia mengutarakan ekspor ke luar negeri pada Februari 2020, juga naik dibandingkan dengan Januari 2020 hingga puluhan persen. Peningkatan tertinggi pada tujuan Prancis 64,90 persen dengan dominasi ekspor produk pakaian jadi bukan rajutan.
Selain itu peningkatan ekspor juga terjadi dengan tujuan ke Australia sebesar 62,81 persen yang didominasi ekspor produk perhiasan/permata dan ekspor ke Taiwan juga meningkat 64,41 persen.
Selama Februari 2020, nilai ekspor barang Provinsi Bali ke luar negeri tercatat US$50.764.165 atau lebih tinggi 8,95 persen dibandingkan dengan ekspor pada Januari 2020 yang US$46.595.578.
Sementara itu, untuk impor pada Februari 2020, turun dibandingkan dengan Januari 2020. Penurunan terjadi hingga 87,69 persen pada impor asal China dan turun 64,40 persen pada impor asal Hong Kong yang disebabkan oleh turunnya impor produk mesin dan peralatan listrik.
"Namun, impor asal negara Malaysia malah naik mencapai ribuan persen yang disebabkan naiknya impor bahan bakar mineral," kata Adi.
Dia menambahkan penurunan paling tinggi terjadi pada komoditas lonceng, arloji, dan bagiannya hingga 69,58 persen, lalu impor komoditas barang-barang dari kulit turun 68,40 persen serta komoditas mesin dan peralatan listrik turun hingga 62,66 persen.
Namun, ada dua komoditas meningkat hingga ribuan persen yaitu pada komoditas bahan bakar mineral yang dominan berasal dari Malaysia dan komoditas susu, mentega, telur, serta keju yang dominan berasal dari Denmark.
Untuk nilai impor barang Provinsi Bali dari luar negeri pada Februari 2020 tercatat US$11.886.232 atau turun 48,65 persen dibandingkan dengan Januari 2020 yang US$23.147.657.