Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

NTT Masih Catatkan Angka Stunting Tertinggi

Stunting masih menjadi salah satu masalah serius di NTT. Kerja sama antara pemeerintah dan swasta sangat mungkin dilakukan untuk mengurangi masalah tersebut.

Bisnis.com, JAKARTA – Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) masih mencatatkan angka stunting tertinggi di Indonesia. Untuk itu, provinsi tersebut membutuhkan edukasi ekstra dan nutrisi sejak masa kehamilan yang bisa dikerjakan bersama dengan pihak swasta melalui program CSR. 

Berdasarkan  data Kementerian Kesehatan, Provinsi NTT merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang masih menghadapi tantangan sumber daya dalam meningkatkan kualitas kesehatan dan pendidikan anak. Pusat Data Kementerian Kesehatan RI tahun 2016 mencatat angka Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) 15,5%, Balita Gizi Kurang 28,2%, Balita Pendek 38,7% (Profil Kesehatan Indonesia, 2017).

Hasil Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan RI tahun 2018 mencatat, proporsi gizi buruk dan gizi kurang pada balita sebesar 29,5% dan proporsi balita sangat pendek dan pendek sebesar 42,6%. Oleh sebab itu, KALBE Nutritionals bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Jawa Timur dan IDAI Cabang NTT menyelenggarakan audiensi dengan Pemerintah Provinsi NTT.

Adapun kegiatan yang diselenggarakan adalah; penyampaian laporan akhir kegiatan kerjasama dalam hal: pendidikan kedokteran berkelanjutan untuk tenaga medis di NTT; riset atau penelitian komunitas; edukasi masyarakat; dan perbaikan infra struktur pendidikan anak usia dini. Hal ini bertujuan untuk mendorong peningkatan status gizi ibu hamil, bayi, dan anak di NTT.

Dr. Frans Taolin, SpA selaku Ketua IDAI Cabang NTT menyatakan, selain kegiatan CSR di puskesmas dan TK, dia mengklaim IDAI juga telah melaksanakan edukasi masyarakat melalui parenting seminar tenaga medis berupa Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB) yang melibatkan tenaga medis di Kupang-NTT, yaitu pada 2017 di Kupang dan 2019 di Labuan Bajo. 

“Selain itu, dilakukan pula renovasi 2 TK di Kupang, serta Temu Malam Puncak HKN dengan pemerintah Kupang dan akademisi,” kata Frans dikutip dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Jumat (28/2/2020).

Dr. Sjamsul Arief, SpA(K), MARS selaku Ketua IDAI Cabang Jawa Timur menambahkan, serangkaian acara tersebut merupakan komitmen KALBE Nutritionals sebagai bagian dari Scale Up Nutrition (SUN) Movements sekaligus partisipasi Kalbe sebagai members of SUN Business Network (SBN) di Indonesia.

Di lain sisi, Yuni Herawati, Managing Director KALBE Nutritionals menjelaskan, berbagai jenis kegiatan dalam rangkaian CSR kali ini tidak hanya dalam bentuk pelayanan dan pendidikan untuk masyarakat Kupang, tetapi semua kegiatan tersebut disertai dengan penelitian yang dirancang oleh para ahli anak dari IDAI NTT- Jatim dan Pemda NTT.

 “KALBE Nutritionals berharap kegiatan ini akan diteruskan dan menjadi acuan dari Pemda NTT dan provinsi lainnya di Indonesia dalam membantu mengurangi stunting atau masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh gizi minim,” tutupnya. 

Program Corporate Social Responsibility (CSR) KALBE Nutritionals ini melibatkan banyak pihak melalui program ABG, yaitu Academic, direpresentasikan dengan keterlibatan para dokter ahli anak dari IDAI Cabang Jatim dan IDAI Cabang NTT serta FK Universitas Airlangga dan FK Universitas Nusa Cendana Kupang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper