Bisnis.com, DENPASAR - Sebanyak 370 orang mahasiswa dari 30 universitas di 13 negara di Asia bersaing memperebutkan predikat terbaik dalam ajang Australian Interversity Debating Championship yang dilangsungkan di Bali pada 1-7 Juli 2019.
Peserta yang juga terdapat dari perwakilan Indonesia tersebut menyampaikan beragam tema seperti sosial, pariwisata, ekonomi, hukum, hubungan internasional pendidikan dan politik. Adapun konsep debat ini mengadopsi gaya Australia, yakni setiap tim terdiri dari tiga orang dengan satu orang menyampaikan gagasan.
"Kompetisi tahunan ini diselenggarakan guna membangun budaya mengemukakan pendapat dengan baik, serta ajang gathering buat mahasiswa di Asia. Ini adalah ajang bergengsi kompetisi debat di international,” ujar Co Convener Australasian Intervasity Bali William Ernest Silanoe, dikutip dari siaran pers (7/7/2019).
Dia mengatakan bahwa negara asal peserta dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Australia, New Zealand, China, Korea, Hongkong, Taiwan dan India. Pemenang dari kejuaran debat mahasiswa yang diklaim terbesar di Asia ini biasanya akan mengikuti ajang bergengsi bertaraf dunia.
Ketua Panitia Bali Australia Debat Championship 2019 Giovanni Reynaldo menjelaskan, ajang ini sebelumnya sudah pernah digelar di Bali. Tahun ini pihaknya mencoba menaikkan standar lomba dengan keikutsertaan tim-tim dan tim juri.
Dipilihnya Bali sebagai lokasi kegiatan karena banyak warga Australia dan Asia yang mengetahui Pulau Dewata sebagai daerah pariwisata. Selain itu, pihaknya ingin memberikan pengalaman berbeda kepada peserta melalui turnamen ini, dengan kemasan lebih rileks, sehingga lokasinya dipilih di hotel yang tidak jauh dari pantai.
Salah satu juri debat, Vincentius Michael mengungkapkan, ajang ini akan memberi manfaat bagi mahasiswa. Selain diajarkan critical thinking dan menjadi masyarakat yang makin peduli terhadap isu-isu penting, peserta juga diberikan cara menyampaikan pendapat dan mengkomunikasikan terutama dalam medium bahasa Inggris.
Adapum kriteria penilaian dari tema atau topik kasus yang dibawakan masing-masing tim perwakilan peserta. Seberapa persuasif kasus tersebut dan kemampuan menyampaikan argumen-argumen, serta sanggahan terhadap satu sama lain.
Menurut Vincent, keseluruhan peserta kualitasnya bagus, ini bisa dilihat dari kualitas argumen-argumen yang dibawakan peserta. Termasuk, tambahnya, peserta dari Indonesia.