Bisnis.com, DENPASAR—Cokelat murni produksi UPH Sari Bumi, Jembrana, Bali, telah memasuki pasar internasional yakni di Norwegia, Prancis, dan Kanada.
I Putu Mawa dari Kelompok Unit Pengolahan Hasil (UPH) Sari Bumi, Subak Abian Merta Nadi, Pekutatan, Jembrana mengatakan jumlah ekspor cokelat memang belum banyak yakni sekitar 300 kilogram per bulan berupa cokelat murni batangan.
“Tetapi, peluang untuk memperluas pasar ekspor sangat terbuka, karena produk kami telah memenuhi standar dan berkualotas bagus,” katanya, Jumat (1/3/2019).
Cokelat murni yang diekspor itu berasal dari biji kako yang ditanam di atas lahan seluas 35 hektare oleh 20 kepala keluarga dalam kelompok yang memasok untuk produksi cokelat.
Setiap hektare kebun kakao tersebut mampu menghasilkan 600-700 kilogram biji kering setiap panen yang per tahunnya bisa dua kali.
Pada awalnya Mawa dan kelompoknya mengekspor biji kakao kering yang telah mengantongi sertifikat UTZ yakni standar pemasaran untuk pasar Eropa.
UPH Bumi Sari pada 2006 mendapatkan pendampingan dari Yayasan USAid dari Amerika Serikat untuk berlatih budi daya kakao serta pengoahan yang berkualitas.
Sejak 2015 Mawa mulai memproduksi cokelat setelah memiliki mesin bantuan dari pemerintah yang dioperasikan oleh tenaga terampil.
“Ya, dibanding mengekspor biji kakao, dalam bentuk cokelat murni lebih memiliki nilai lebih yang sangat menguntungkan bagi petani,” katanya.
Kini setiap hari kelompok ini mampu memperocuksi 300 batang cokelat dengan berat rata-rata 35 gram, kakao mass 50 kg, dan 600 kilogram biji kakao fermentasi setiap bulan.