Bisnis.com, DENPASAR -- Bali Utara yang selama ini menjadi kawasan konservasi didorong untuk mengembangkan pariwisata agar tercipta pemerataan ekonomi di Pulau Dewata.
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengatakan selama ini pariwisata hanya berfokus di Bali Selatan yakni Denpasar dan Badung.
Akibatnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Bali didominasi oleh Bali Selatan yang merupakan pusat pariwisata Pulau Dewata.
Adapun dari Rp225 triliun pendapatan Bali, sebanyak 73% disumbang oleh sektor pariwisata.
Pendapatan dari sektor pertanian yang identik dimiliki kawasan Tabanan dan Bangli hanya menyumbang sebesar 14,8% dari pendapatan Bali.
Sebenarnya, wilayah Bali lainnya seperti Gianyar, Tabanan, Klungkung, dan Buleleng juga mengandalkan sektor pariwisata namun tidak sebesar Denpasar dan Badung.
Baca Juga
Sementara, ada dua daerah di Bali yakni Bangli dan Karangasem yang dia soroti menjadi wilayah dengan pertumbuhan yang sangat lambat jika dibandingkan dengan daerah lainnya.
Perkembangan pariwisata di Bangli dan Karangasem memang tidak sebesar wilayah Bali lainnya.
"Kita inginkan Bali era baru dengan adanya pemerataan pembangunan," katanya, Rabu (20/2/2019).
Dia menggambarkan dengan pembangunan infrastruktur memadai, seluruh kawasan di Bali akan mendapatkan pemerataan ekonomi. Pariwisata yang ditawarkan Pulau Dewata nantinya tidak hanya berfokus pada Bali Selatan saja.
Jika Denpasar dan Badung telah menawarkan leisure dari hotel berbintang maupun pantai dan tempat hiburan lainnya, kabupaten lain akan menghadirkan pariwisata yang berbeda.
Misalnya, di Karangasem yang menjadi tempat berdirinya Pura terbesar di Bali yakni Pura Besakih akan tetap menjadi kawasan spiritual bagi Bali. Nantinya di Karangasem akan menghadirkan pariwisata spiritual.
Begitu juga dengan Bangli dan Buleleng yang menjadi kawasan konservasi akan menghadirkan pariwisata alam.
Tabanan yang merupakan lumbung padi Bali akan menawarkan pariwisata pertanian. Jembrana dengan kawasan laut dan perikanan akan menghadirkan pariwisata bahari.
Klungkung dan Gianyar sendiri juga memiliki keragaman budaya dan alam untuk menjadi modal pariwisata.
"Pariwisata tetap masuk ke daerah-daerah tersebut tetapi tidak dalam skala besar seperti yang ada di daerah Badung," katanya.