Bisnis.com, MATARAM -- Bank Indonesia kantor perwakilan Nusa Tenggara Barat melaksanakan pengembangan UMKM dengan pendekatan pengembangan ekonomi lokal atau Local Economic Development (LED).
Pengembangan LED di Provinsi NTB difokuskan kepada UMKM sektor ekonomi unggulan, sebagai mesin pertumbuhan ekonomi baru di luar sektor tambang, yaitu pariwisata, salah satunya adalah ecotourism.
Salah satu yang dilakukan adalah dengan menginisiasi pengembangan Klaster Kopi Sumbawa. Komitmen tersebut tercermin dengan dilaksanakannya penandatanganan dokumen Perjanjian Kerjasama No.21/3/Mtr/PK/B antara Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Pemerintah Kabupaten Sumbawa, Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi NTB tentang Pengembangan Klaster Kopi di Kabupaten Sumbawa
Kepala Perwakilan Bank Indonesia NTB Achris Sarwani mengataka program pengembangan UMKM Unggulan ini bertujuan menumbuhkan dan menciptakan pusat-pusat aktivitas ekonomi baru yang dapat dilakukan oleh masyarakat setempat.
"Program ini juga merupakan bagian dari upaya pencapaian tugas pokok Bank Indonesia, yakni stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan dan sistem pembayaran," ujar Achris di Mataram, Sabtu (26/1/2019).
Lokasi pengembangan klaster kopi berada di Desa Tepal, Kecamatan Batu Lanteh, Kabupaten Sumbawa. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan pertimbangan beberapa hal diantaranya terkait letak desa yang berada di ketinggian 800-1.100 Mdpl sehingga sangat cocok untuk budidaya tanaman kopi.
Baca Juga
Selain itu, kopi yang dihasilkan di Desa Tepal termasuk kategori specialty coffee, sehingga memiliki potensi tinggi untuk menembus pasar ekspor.
Luas wilayah Desa Tepal adalah 9.885m2 yang terdiri dari 3 dusun. Saat ini jumlah penduduk di desa tersebut sekitar 1.873 jiwa terdiri dari 972 laki laki dan 901 perempuan.
Selain menjadi petani kopi masyarakat setempat juga menanam kemiri, padi gogo dan jahe merah.
Luas areal yang ditanami kopi robusta sebesar 723 hektare, arabika 530 hektare dengan angka produksi per tahun kopi robusta sebanyak 450 ton dan arabika sebanyak 20 ton.
Pengembangan klaster kopi ini memiliki ruang lingkup dalam melakukan pendampingan yaitu melalui pemberian bantuan teknis seperti pelatihan peningkatan kapasitas UMKM, penguatan lembaga, studi banding, dan lain-lain.
Ruang lingkup lainnya mencakup bantuan sarana prasarana melalui sinergi Program Sosial Bank Indonesia (PSBI).