Bisnis.com, SEMARAPURA--Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bali memberikan sumbangan dua unit mesin pellet vertikal kepada Desa Paksebali, Kabupaten Klungkung untuk meningkatkan produksi pellet.
Dukungan dari Bank Indonesia ini diharapkan dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi untuk wilayah penerima bantuan yaitu di Desa Paksebali, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung. Selain itu, dapat turut mendukung terwujudnya pertumbuhan ekonomi Bali yang inklusif dan berkesinambungan melalui program Bersih Indonesia.
"Kegiatan ini mempunyai arti penting karena merupakan penguatan sinergi dan kolaborasi dalam mendukung kegiatan pemberdayaan ekonomi melalui penguatan edukasi masyarakat di bidang ekonomi," jelas Deputi Kepala Perwakilan BI Bali Azka Subhan di Klungkung, Kamis (13/12/2018).
Azka menuturkan pemilihan Kabupaten Klungkung sebagai salah satu bentuk dukungan dan apresiasi terhadap upaya serius daerah ini mengatasi persoalan sampah.
Klungkung juga telah melakukan inovasi dan terobosan dalam menanggulangi masalah sampah, serta pengentasan persoalan sampah yang tengah berjalan saat ini yakni Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) di sejumlah desa dan kelurahan.
Sistem ini seperti penanganan dari hulu hingga hilir sampah. Sampah dari rumah tangga ditangani oleh TOS untuk kemudian diolah menjadi pellet yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar energi yang dijual ke PLN.
Baca Juga
Azka menyatakan bahwa sampah merupakan ancaman bagi perekonomian Bali yang mengandalkan sektor pariwisata.
Dia menegaskan meskipun menunjukkan perkembangan optimis, perekonomian Bali ke depan masih menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya adalah kesinambungan industri pariwisata Bali yang mulai menunjukkan indikasi kejenuhan di tengah-tengah tingginya kompetisi destinasi wisata serupa.
Di tengah-tengah tren kunjungan wisata yang terus mengalami peningkatan, wisatawan mulai mengeluhkan permasalahan lingkungan di Bali.
Berdasarkan Superwisman (Survei Perilaku Wisatawan Mancanegara) periode 2018 yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia Bali, kondisi polusi dan lingkungan yang tidak bersih (seperti banyaknya sampah plastik di tempat wisata) menjadi salah satu permasalahan utama yang dikeluhkan oleh wisatawan dan berdampak pada penurunan daya saing wisata Provinsi Bali.