Bisnis.com, DENPASAR — Asosiasi Pedagang Valuta Asing (APVA) Bali menyatakan transaksi jual beli valuta asing selama kuartal III/2018 lebih sepi dibandingkan kuartal sebelumnya.
Ketua APVA Bali Ayu Astuti Dharma mengatakan penyebab lesunya transaksi adalah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang lebih sedikit pada periode tersebut. Secara khusus, pihaknya menyatakan lesunya kunjungan turis asal China ikut berpengaruh terhadap transaksi jual beli valas.
“Turis China memang jarang bawa uang tapi kan terkadang guide mereka yang bawa uang dan ditukar ke money changer. Selama periode itu sepi sekali, akhirnya lumayan turun,” jelasnya, Selasa (11/12/2018).
Menurut Ayu, penurunan itu baru pertama terjadi pada kuartal III/2018. Kondisi seperti ini tidak pernah terjadi pada periode yang sama pada tahun-tahun sebelumnya.
Situasi tahun ini diakui agak berbeda dan diduga dampak dari bencana gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat dan tsunami di Palu, Sulawesi Tenggara. Dua bencana itu diperkirakan menjadi faktor yang membuat turis, khususnya yang berasal dari China, enggan datang berwisata ke Bali karena khawatir dengan keselamatan mereka.
Walakin, dia optimistis transaksi jual beli valas di Pulau Dewata akan kembali meningkat pada akhir tahun ini.
Bali masih dinilai sebagai destinasi utama bagi wisman untuk berkunjung dan merayakan pergantian tahun 2018 ke 2019. Jumlah kedatangan wisman ke Bali diyakini bakal meningkat pada akhir tahun karena libur panjang.