Bisnis.com, DENPASAR—Para kreator makanan, berkumpul di Sanur, Bali untuk berbagi ide dan inspirasi menarik khususnya kreasi kue dan roti dalam ajang berjatuk Patissera 2018.
Sajian dan inspirasi kreator itu dikemas dalam bentuk eksebisi dimana terdapat 6 stan inspitasi sebagai sajian utama dan dua orang chef tamu yakni Chef Gerald Meridet dan Chef Chandra Yudaswara sebagai penyempurna.
Ajang ini ditujukan untuk para pelaku bisnis roti, horeka, pastry chefs, executive chefs, foodpreneurs start up, bakers, hingga usaha daring pastry. Brand Manager PT Gandum Mas Kencana selaku penyelenggara, Tia Hariani, mengatakan ajang ini digelar karena melihat pesatnya pertumbuhan industri makanan dan minuman di Bali.
“Kami melihat Bali kaya sekali dan pertumbuhan ekonominya yang salah satunya disumbang industri makanan dan minuman tumbuh. Industri ini juga menyumbang tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi,” jelasnya, Rabu (14/11/2018).
Mengutip data BPS Bali, pada kuartal II/2018 industri makanan dan minuman di daerah ini tumbuh 8,67%. Diperkirakan pertumbuhan itu ditopang oleh penyediaan akomodasi dan makanan dan minuman dibutuhkan industri pariwisata.
Menurutnya, selain potensi Bali besar, daerah ini juga memiliki potensi tumbuhnya industri makanan melalui aplikasi daring.
Baca Juga
Dia menyatakan ajang ini diharpakan bisa menginspirasi food creators di pulau Dewata sehingga dapat menciptakan lebih banyak kreasi pastry dan bakery yang trendi.
Hal itu akan membantu creators menemukan unik selling point dan kreasi baru di tengah ketatnya persaingan. Tia menyatakan food creators bisa saja saja seperti ibu-ibu yang membuat kue untuk dipasarkan lewat daring.
“Ada harapan lebih besar di dalam Patissera ini, yakni setiap food creator yang datang dapat mengekplorasi passion mereka terhadap food creations sehingga dapat terus menginspirasi dan memajukan dunia pastry serta bakery di Indonesia,” jelasnya.
Sementara itu, Chef Gerald menghadirkan ide pastry Prancis dengan tropical wist dalam ajang ini. Adapun Chef Candra menyajikan cokelat untuk kuliner guna membuktikan bahwa cokelat tidak hanya terbatas untuk kue saja tetapi bisa juga sebagai sajian kuliner.