Bisnis.com, DENPASAR—Sistem pendidikan karakter di Bali akan disesuaikan dengan kearifan lokal khususnya berdasarkan referensi salah satunya dari lontar-lontar atau naskah kuno yang ada di daerah ini.
Gubernur Bali I Wayan Koster mengatakan Bali beruntung karena memiliki modal yang baik untuk pendidikan karakter yakni kearifan lokal yang jika diterapkan dengan sungguh-sungguh akan menjadikan sumber daya manusia (SDM) Bali berkarakter.
Pengembangan karakter di Bali menurutnya dilakukan melalui dua hal, yakni membangun jatidiri dan integritas moral.
“Jadi kalau kita mau membangun SDM kita yang pertama kita bangun adalah karakternya dulu, baru kompetensinya,” jelas Koster dikutip dari siaran pers, Selasa (13/11/2018).
Dia menyampaikan konsep ini sedang disusun oleh para tim ahli untuk merumuskan supaya pembangunan karakter di Bali bisa dibangun berdasarkan nilai-nilai kearifan lokal Bali seperti lontar, sastra, maupun pitutur-pitutur yang ada di masyarakat Bali yang diberikan oleh para leluhur masyarakat Bali di jaman dahulu.
Baca Juga
Ditegaskan olehnya lontar, sastra dan pitutur tersebut adalah modal yang sangat baik
“Ini [rakor pendidikan karakter) satu kegiatan yang sangat positif karena di Bali tengah mengembangkan konsep pengembangan SDM Bali unggul yang didasarkan pada sastra dan juga kearifan lokal di Bali,” kata Koster.
Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Kemenko PMK Agus Sartono mengatakan Bali merupakan salah satu masyarakat yang memiliki karakter unggul.
Dia berharap pihaknya dapat belajar dari pelaksanaan rakor di Bali untuk menyempurnakan sistem pendidikan karakter di Indonesia.
“Karakter tidak hanya identik dengan moral tapi juga kinerja. Semua ada dalam masyarakat Bali,” kata Agus.