Bisnis.com, DENPASAR – Konferensi Internasional Ekonomi Kreatif atau WCCE 2018 berhasil mendeklarasikan Bali Agenda for Creative Ecnomy yang terdiri atas 21 poin dan akan dibawa ke rapat Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun depan.
Setidkanya 21 poin itu terbagi dalam empat bahasan yakni pertama tentang kolaborasi dan kolektifitas dari forum Friend on Creative Economy. Kedua, mendukung pembangunan ekosistem. Ketiga, Perayaan, Promosi, Pemberdsyaan SDG's, Warisan Kebudayaan, dan Keberagaman. Terakhir, Pertemuan WCCE berikutnya.
Direktur Jenderal Kerjasama Multilateral Kemenlu Febrian Alphyanto Ruddyard mengatakan Bali Agenda for Creative Economy akan menjadi acuan ke depan dalam melakukan kolaborasi dengan berbagai negara dan pihak untuk pengembangan ekonomi kreatif.
Kesuksesan WCCE 2018 dan Bali Agenda for Creative Economy mnunjukkan Indonesia tidak hanya berkomitmen dalam hal pengembangan ekonomi kreatif nasional saja. Melainkan, Indonesia juga turut menjadi pemain utama pengembangan kebijakan ekonomi kreatif dunia.
“Potensi ekonomi kreatif sangat banyak dan kita harus bersama mengambil potensi ini dan itu hanya mungkin jika kita berkolaborasi,” katanya, Kamis (8/11/2018).
Wakil Kepala Badan Kreatif Ekonomi (Bekraf) Ricky J Pesik mengatakan sebagai pemrakarsa WCCE, Indonesia menunjukkan telah mampu menjadi pemimpin dunia terkait pengembangan ekonomi kreatif.
Selain menghasilkan Bali Agenda, WCCE 2018 juga membuat kesepakatan antar 30 negara peserta untuk membuat center of excellence atau pusat unggulan ekonomi kreatif. Pusat unggulan itu merupakan platform kerja sama negara peserta WCCE. Namun, tidak menutup kemungkinan keikutsertaan negara maupun lembaga lain dalam berbagi ide dan gagasan mengenai ekonomi kreatif.
“Dalam dunia internaisonal sekarang ini kita tidak lagi player tapi kita juga menjadi leader,” katanya.