Bisnis.com, DENPASAR – Indonesia mengajak semua negara untuk bekerja sama dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi kreatif agar membuatnya semakin inklusif dalam gelaran World Conference on Creative Economy (WCCE).
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan bahwa sinergitas antaraktor sangat dibutuhkan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi kreatif. Sinergi yang dimaksud tersebut yakni penta-helix yang terdiri atas kolaborasi akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah, dan media. Sinergi tersebut diharapkan untuk mengembangkan lingkungan, ekosistem, dan regulasi ekonomi kretif.
“Dengan sinergi kita bisa mencapai hal yang tidak mungkin,” katanya, Rabu (7/11/2018).
Dia mengharapkan World Conference on Creative Economy (WCCE) akan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi kreaif dunia. Masing-masing negara peserta diharapkan mampu membagi ide untuk berkolaborasi mengenai perkembangan ekonomi kreatif global. Kerja sama global dalam kreatif ekonomi dibutuhkan Social Development Goals (SDGs).
Kreatif ekonomi diharapkan tidak hanya ekslusif untuk negara besar. Tetapi lebih inklusif lagi untuk semua negara dunia dan kesempatan bagi semua orang.
Industri publikasi misalnya, yang saat ini lebih inklusif membuat akses pengetahuan dan buku semakin mudah didapat. Ditambah dengan perkembangan teknologi, kreatif ekonomi semakin inklusif untuk semua orang.
“Ada 3 hal yang menjadi priortas kami, yakni pertama kerja sama, kedua kerja sama, dan ketiga kerja sama. Tidak ada yang tertinggal di belakang adalah hal yang harus diaplikasikan di sini,” katanya.
Menurutnya, ekonomi kreatif bukan hal baru di Indonesia. Ekonomi kreatif Indonesia telah berkembang seperti pada industri pakaian, kuliner, seni, dan hiburan. Indonesia juga punya lebih dari cukup modal ekonomi kreatif dengan memiliki 17.000 etnis di seluruh nusantara.
“Ekonomi kreatif akan mampu menguatkan Indonesia saat menghadapi krisis,” katanya.
Kepala Bekraf Triawan Munaf mengatakan ekonomi kreatif telah banyak berkembang sejauh ini. Ekonomi kreatif juga telah berkontribusi besar dalam pertumbuhan dunia. Pada 2015 misalnya, ekonomi kreatif mampu menghasilkan US$2.250 billion dan mempekerjakan 29,5 juta pekerja. Jumlah ini setara dengan 3% GDP Dunia dan 1% populasi aktif dunia.
Indonesia pun sedang menuju garis depan pertumbuhan ekonomi kreatif dunia. Saat ini, ekonomi kreatif telah berkontribusi lebih dari 7,4% dari PDB Indonesia. Terdapat 17 juta pekerja industri kreatif atau 14% dari total pekerja. Dari jumlah itu, sebanyak 54% pekerja industri kreatif merupakan wanita.
Indonesia sekitar 2 bulan lalu menjadi tuan rumah Asian Games, yang tidak hanya merupakan gelaran olahraga tetapi sekaligus perayaan perbedaan budaya. Energi of Asia yang digaungkan dalam kegiatan tersebut tidak hanya menjadi perhatian kawasan regional saja tetapi seluruh dunia. Asian Games dinilai telah menjadi kolaborasi global dalam ekonomi kreatif.
“Lebih dari 10.000 orang kreatif dari berbagai kebangsaan dengan teknologi membuat penampilan yang memukau tidak hanya Asia tetapi juga dunia,” katanya.
Dia pun mengharapkan WCCE mampu mendorong komitmen global untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi sehingga mampu membuatnya lebih inklusif. Generasi muda diharapkan mampu menjadi aktor yang mendukung pertumbuhan ekonomi global.
“Jadi mari kita lepaskan dasi kita, lepaskan jaket, gulung lengan kemeja kita, ini cukup, dan kita harus bekerja sama dan rock the world,” katanya.