Bisnis.com, DENPASAR — Kinerja ekonomi Bali pada triwulan III/2018 diprakirakan akan melanjutkan akselerasi seperti triwulan sebelumnya dan berada pada kisaran 6,10% - 6,50% (yoy)
Kepala Kantor Perwakilan BI Bali Causa Iman Karana menyatakan dari sisi permintaan, akselerasi kinerja ekonomi Bali diprakirakan terutama didorong oleh semua komponen utama ekonomi Bali, meliputi: konsumsi rumah tangga dan ekspor luar negeri.
Adapun akselerasi dari sisi penawaran juga didorong oleh akselerasi 3 lapangan usaha utama ekonomi Bali yaitu lapangan usaha penyediaan akomodasi makan dan minum, perdagangan besar dan eceran, transportasi dan pergudangan.
“Lapangan usaha utama lainnya diprakirakan tumbuh melambat pada triwulan III/2018, sehingga menjadi faktor penahan akselerasi ekonomi Bali,” jelasnya, Rabu (19/9/2018).
Menurutnya, peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga dan lapangan usaha perdagangan pada triwulan III 2018 didorong beberapa faktor. Adanya perayaan hari keagamaan, peningkatan kunjungan wisman seiring dengan masuknya periode peakseason pariwisata di Bali & periode liburan sekolah serta tahun ajaran baru, mendorong akselerasi masing-masing komponen permintaan dan lapangan usaha tersebut.
Untuk kinerja ekspor luar negeri, baik ekspor jasa maupun barang, kinerja lapangan usaha akmamin dan transportasi diprakirakan akan meningkat pada triwulan III 2018. Causa menjelaskan meningkatnya frekuensi penerbangan sejalan dengan adanya penambahan direct flight baru sepanjang triwulan tiga tahun ini.
Selain itu, prakiraan membaiknya kinerja ekonomi negara mitra dagang utama Bali pada tahun 2018 serta masuknya musim puncak pariwisata pada triwulan laporan menjadi faktor pendorong akselerasi komponen permintaan dan masing-masing lapangan usaha tersebut.
Sementara itu, lapangan usaha konstruksi diprakirakan akan menunjukkan perlambatan pada triwulan ini. Penyebabnya, beberapa proyek infrastruktur dan konstruksi pemerintah serta swasta menyambut IMF-WB AM 2018 telah usai.
Selain itu, kenaikan suku bunga acuan (BI 7-Day Reverserepo Rate/RR) yang berpotensi menaikan suku bunga kredit perbankan, termasuk suku bunga KPR dan kredit kendaran bermotor.
"Di lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan diperkirakan dipengaruhi oleh telah selesainya masa puncak panen komoditas pangan serta adanya potensi gelombang tinggi," jelasnya.