Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bali Diproyeksi Memeroleh Tambahan Listrik Terbarukan 50 MW pada 2021

PLN berencana membangun dua unit pembangkit energi baru terbarukan di dua lokasi di wilayah timur dan barat Bali dengan kapasitas masing-masing 25 MW.
Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS)/Antara
Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS)/Antara

Bisnis.com, DENPASAR — PLN berencana membangun dua unit pembangkit energi baru terbarukan di dua lokasi di wilayah timur dan barat Bali dengan kapasitas masing-masing 25 MW.

GM PLN Distribusi Bali Nyoman Suwarjoni Astawa mengatakan dua pembangkit yang dibangun swasta itu akan berupa pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) serta diharapkan masuk dalam jaringan kelistrikan Pulau Dewata mulai 2021. Pada 2023, kedua pembangkit energi baru terbarukan (EBT) itu akan ditingkatkan kapasitas dayanya masing-masing menjadi 50 MW.

“Sebenarnya tahap awal sudah ada pemenang dijual ke PLN. Sebenarnya sudah ada pemenang tapi setelah kami evaluasi ternyata dalam proses tidak sesuai GCG akhirnya kami tender ulang. Mudah mudahan tahun ini dari proses retender sudah ada proses pemenang satu lokasi di barat dan timur,” paparnya Sabtu (15/9/2018).

Dijelaskan olehnya, untuk lokasi di Bali bagian barat kemungkinan di Kabupaten Jembrana. Lahan yang dibutuhkan untuk pembangunan sekitar 30 Ha-60 Ha. Pengembangan PLTS ini merupakan bagian dari amat RUPTL dan sekaligus menindaklanjuti bauran kebijakan EBT nasional pada 2025 sebanyak 23%.

Suwarjoni menekankan keberadaan pembangkit EBT di Bali juga sejalan dengan visi misi menjadikan Bali sebagai provinsi ramah lingkungan. Selain itu, upaya menjadikan destinasi wisata ini untuk mandiri energi dengan berbasis EBT.

“Ini tentu akan sejalan dengan visi misi gubernur Bali menjadikan daerah ini sebagai green province,” paparnya.

Rencana pengembangan dua pembangkit itu sudah dikomunikasikan dengan gubernur Bali Wayan Koster dan mendapatkan sambutan positif. Menurutnya, pembangunan pembangkit di Bali harus dipilih sesuai harapan dan pada sisi lain tidak akan menyebabkan masyarakat terbebani dengan harga jual yang mahal.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Feri Kristianto
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler