Bisnis.com, DENPASAR — Seperti mengulang tahun-tahun sebelumnya, realisasi fisik dan keuangan anggaran APBD Bali pada semester I/2018 masih jauh di bawah target.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Bali mencatat realisasi fisik selama Januari-Juni 2018 hanya 34,09% sedangkan serapan anggaran jauh lebih rendah yakni 21,99%. Pencapaian itu di bawah realisasi periode yang sama tahun lalu, khususnya serapan anggaran yang sebesar 26,04%.
Adapun APBD Bali pada 2018 adalah sebesar Rp6,6 triliun.
Kepala Bappeda Bali I Wayan Wiasthana Ika menyatakan rendahnya serapan anggaran dan fisik disebabkan banyak faktor, salah satunya rasionalisasi anggaran. Menurutnya, proses penyerapan anggaran dan realisasi fisik setelah Juni 2018 sudah kembali normal.
“Makanya kami tetap bisa optimistis akan dapat diakselerasi untuk penyerapan anggaran dan realisasi fisik pada tahun ini,” jelas Wiasthana, Selasa (24/7/2018).
Dinas Kesehatan Bali tercatat sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dengan penyerapan anggaran paling rendah hingga akhir Juni 2018, yakni hanya 9,1%. Adapun realisasi fisik terendah adalah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang yang baru mencapai 19,51%.
Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengakui kondisi rendahnya serapan dan realisasi fisik itu kurang menggembirakan karena tidak sesuai harapan. Namun, dia beralasan situasi tersebut merupakan masalah nasional.
Secara khusus, pihaknya menyatakan instansi vertikal harus siap dengan masalah tersebut.
Pastika menuturkan rendahnya realisasi fisik karena adanya implikasi situasi global seperti perlambatan ekonomi. Khusus di Bali, serapan rendah ikut ditopang rasionalisasi anggaran yang membuat dinas belum dapat mengeksekusi langsung.
“Kami bolak-balik rampingkan anggaran karena duit tidak cukup. Rasionalisasi menggunakan sisir, karena duit tidak cukup dan kami harus mencari solusi,” terangnya.