Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Petani Setuju Swasta Bangun Kebun Tebu, Asalkan Syarat Ini Terpenuhi

Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) terbuka dengan investor asing yang ingin menanamkan modalnya untuk membangun perkebunan tebu dalam negeri.
Buruh memanen tebu./ANTARA-Ari Bowo Sucipto
Buruh memanen tebu./ANTARA-Ari Bowo Sucipto

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) terbuka dengan investor asing yang ingin menanamkan modalnya untuk membangun perkebunan tebu dalam negeri. Tapi dengan satu kondisi tidak memaksa impor raw sugar di kemudian hari.

Sekjen Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), Nur Khabsyin mengatakan silahkan saja kalau mau membuat perkebunan tebu. Namun jangan meminta impor seperti pabrik gula yang sudah-sudah.

“silahkan saja kalau mau membuat perkebunan tebu. Tapi jangan minta impor seperti pabrik gula yang sudah-sudah,” jelasnya kepada Bisnis, Selasa (3/4/2018).

Menurutnya investor dalam negeri pun banyak yang tertarik untuk membangun pabrik gula berbasis tebu. Tapi selalu terkendala oleh ketersediaan lahan.

“Sebetulnya investor dalam negeri banyak yang ingin bangun pabrik gula berbasis tebu tapi terkendala lahan,” katanya.

Kendala lahan yang dia maksud adalah kesulitan dalam pencariannya.

Sementara itu, Kementerian Pertanian berusaha menarik investasi di tiga sektor yaitu peternakan sapi, pabrik gula berbasis tebu, dan perkebunan jagung dengan menjanjikan pendampingan terhadap calon investor.

Sekretaris Jendral Kementerian Pertanian Syukur Iwantoro mengatakan tambahan investasi di ketiga sektor tersebut dirasa penting agar produktivitas per tahunnya terpacu.

Dia mengatakan Kementan akan mendampingi investor terkait pencarian lahan untuk investasi di bidang pangan. Kementan akan bantu memfasilitasi dengan pemerintah daerah setempat dan mendampingi untuk ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan izin ke Badan Pembinaan Hukum Nasional.

“Kami [akan] mendampingi investor lama atau baru agar datang kesini untuk mengetahui informasi lahan yang cocok , sampai informasi proses [investasi], dan mendampingi ke bupati atau gubernur,” katanya kepada Bisnis, Senin (26/3) malam.

Dia berjanji pendampingan yang dilakukan kepada calon investor tersebut tidak akan berbiaya sama sekali atau gratis.

Seperti diberitakan sebelumnya, GDTC Grup asal Maroko menanamkan modal sebesar US$800 juta di Indonesia untuk membangun perkebunan tebu yang terintegrasi dengan peternakan sapi potong seluas 20.000 ha di Nusa Tenggara Timur kabupaten Timor Tengah Utara.

Perusahaan baru di bawah naungan GDTC Grup itu bernama PT. GDTC Majestic Agro Industri dengan status permodalan asing sebesar 75%. Perkebunan tebu itu diproyeksikan akan panen pertama pada dua tahun dari sekarang. Oleh karena saat ini masih dalam tahap pembibitan tebu.

PT. GDTC Majestic Agro Industri akan membangun pabrik gula dan perkebunan tebu di Nusa Tenggara Timur kabupaten Tengah Utara.

PT. GDTC Majestic Agro Industri akan memiliki 2 unit pabrik yang berdiri di atas lahan seluas 99 ha. Pabrik tersebut akan beroperasi selama 200 hari dengan kapasitas 6.000 TCD. Sementara perkebunan tebu seluas 20.000 ha diperkirakan akan menghasilkan gula 600 ton per hari atau sekitar 110.000 per tahun.

Selain itu, 2 unit pabrik gula tersebut dapat menghasilkan listrik sebesar 35MW per hari dari hasil pengompresan uap panas hasil pembakaran bagasse (Co-Generation of Electricity). Selain itu, hasil listrik sebesar 25 mG berencana dijual kepada PLN atau masyarakat sekitar for sale to PT PLN or other users locally.

Pabrik tersebut juga akan menghasilkan 60.000 liter ethanol per hari dari hasil penyulingan tebu agar bisa dicampur dengan bensin sebagai Biofuel. Terakhir, sisa-sisa hasil batang tebu akan diolah menjadi pupuk mikrobiologis atau biofertilizer.

Prof. Drg. Habe Hanafi, Komisaris bagi PT. GDTC Majestic Agro Industri mengatakan 90% dari perkebunan tebu akan dijalankan oleh petani plasma sedangkan 10% adalah inti nukleus.

“Perkebunan ini akan didominasi oleh petani plasma dengan presentasi 90%. Artinya kami akan membangun ekonomi sekitar NTT-TU,” katanya.

Dia mengatakan jika proyek ini sudah berlangsung selama tiga tahun belakangan. Perkebunan saat ini sedang berada dalam tahap pembibitan, sementara untuk pabrik masih dalam tahap rencana pembangunan.

Selain perkebunan tebu, GDTC Majestic Agro Industri juga akan membangun peternakan sapi potong di areal yang sama.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper