Bisnis.com, DENPASAR—Perajin patung dan cendera mata di Ubud, Bali kesulitan mendapatkan bahan baku kayu eboni.
Pemilik Bidadari Gallery Ubud Made Sudiana mengatakan banyak permintaan dari pasar ekspor, terutama Jepang, menginginkan produk patung, furnitur, dan cendera mata berbahan kayu asal Sulawesi tersebut.
“Saat ini kami belum bisa melayani karena kesulitan mendapatkan bahan baku kayu hitam yang cocok untuk berbagai kerajinan,” katanya, Senin (19/3/2018).
Menurut Sudiana kayu eboni yang berwarna cokelat gelap atau cenderung kehitaman itu digemari pasar ekspor di negeri Sakura.
Dia menambahkan kayu eboni memiliki estetika, kekuatan, dan keawetan yang sangat baik sehingga sangat diminati dan produk kerajinan berbahan baku kayu ini dihargai cukup tinggi.
Sudiana berharap bisa segera mendapatkan bahan baku agar segera bisa memenuhi permintaan para pelanggannya yang terus berharap bisa mendapatkan karya seni berbahan kayu eboni dari Bali.
Untuk membangkitkan semangat para perajin dan seniman patung, Bidadary Gallery menggandeng sejumlah galeri di Ubud untuk menyelenggarakan 'art fair' pada Agustus 2018 mendatang.
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali mencatat ekspor kerajinan patung kayu dari Bali pada awal tahun ini mengalami kenaikan signifikan. Selama Januari 2018 Bali memperoleh devisa US$4,56 juta dari ekspor patung dan cendera mata berbahan baku kayu. Nilai tersebut meningkat US$1,44 juta atau 46,20% dari perolehan Desember 2017 yang hanya mencapai US$3,12 juta.
Negara tujuan ekspor patung terbesar adalah Amerika Serikat 27,77%, Uni Emirat Arab 13,31%, Perancis 5,93%, Jerman 4,41%, dan Spanyol 7%. Kemudian menyusul Australia 2,19%, Singapura 1,33%, China 0,67%, Jepang 2,79%, Hong Kong 0,36%, dan sisanya 34,25% ke berbagai negara lain.
Patung dan cendera mata berbahan baku kayu merupakan salah satu dari lima komoditas andalan ekspor Bali, di samping ikan dan udang yang memberikan andil 26,33%, pakaian jadi bukan rajutan 16,17%, perhiasan 13,85% serta produk perabot dan penerangan rumah 5,53%.
Data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali menyebut ekspor patung dan cendera mata berbahan kayu selama 2017 mencapai US$82,54 juta, meningkat 2,11% dari tahun sebelumnya yakni US$80,84 juta.