Bisnis.com, MATARAM -- Pemerintah provinsi NTB meminta dukungan pemerintah pusat untuk mendukung pengembangan tiga kawasan potensial yaitu KEK Mandalika, kawasan Samota (Teluk Saleh, Pulau Moyo, dan Tambora) dan Global Hub Bandar Kayangan.
Gubernur NTB TGH Zainul Majdi menyebut beberapa dukungan yang diharapkan dari pemerintah pusat antara lain terkait regulasi dan juga investasi pendanaan.
“Ketiga kawasan ini tidak bisa kami selesaikan sendiri dan masih perlu koordinasi dan regulasi dari pemerintah pusat. Demikian juga supporting pendanaan dan segala yang diperlukan dalam pembangunan agar kawasan yang sangat potensial ini bisa berhasil," ujar Majdi, Kamis (15/3/2018).
Majdi menyebut, pembangunan di NTB didorong melalui pengurangan kemiskinan, peningkatan pelayanan dasar, pengurangan kesenjangan antar wilayah melalui penguatan konektivitas dan kemaritiman serta peningkatan nilai tambah ekonomi melalui pertanian, industri, dan jasa produktif.
Dari tiga kawasan tersebut, saat ini hanya KEK Mandalika yang baru berproses, sementara itu kawasan Samota dan Global Hub masih terus digodok. Dua kawasan tersebut sedianya akan didorong melalui Kebijakan Kemudahan Langsung Investasi Konstruksi atau disebut juga KLIK ini, tertuang dalam Keputusan Kepala BKPM RI nomor 17 tahun 2017 (perubahan Keputusan Kepala BKPM RI nomor 24 tahun 2016).
Kebijakan ini merujuk pada UU nomor 25 tahun 2007 tentang penanaman modal, UU nomor 3 tahun 2014 tentang perindustrian, PP 107 tahun 2015 tentang Izin Usaha Industri, PP nomor 142 tahun 2015 serta berbagai ketentuan organik lainnya.
Menurut catatan Bisnis, Global Hub diperkirakan mampu menyedot investasi senilai Rp150 triliun hingga Rp200 triliun jika pengembangan kawasan pelabuhan, kilang minyak, dan kota baru tersebut dapat benar-benar terwujud. Untuk kawasan Samota investasi diprediksi mendatangkan investasi sekitar Rp11,6 triliun.
Menteri PPN / Bappenas RI Bambang Brodjonegoro dalam kunjungannya ke NTB beberapa waktu lalu menyebut, program dan kegiatan strategis yang memang menjadi prioritaslah yang mendapatkan anggaran. Tujuannya, agar perencanaan lebih holistik, tematik, terintegrasi, dan spasial.
"Harus memfokuskan pada optimalisasi pemanfaatan seluruh sumber daya seperti pemerintah, swasta, dan industri keuangan untuk mengejar pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan nasional dalam RPJMN 2015-2019," ujar Bambang.
Investasi Korea
Pamor NTB di Korea Selatan cukup tinggi. Pasalnya, beberapa investor asal negeri ginseng tersebut melirik NTB sebagai salah satu tujuan untuk berinvestasi.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) NTB Lalu Gita Ariyadi mengatakan ini merupakan hasil kunjungan kerja Gubernur NTB yang di undang sebagai narasumber pada pertemuan tahunan International Green Island Forum (IGIF) di Korea Selatan.
"NTB ini cukup dikenal di sana (Korea Selatan), bahkan salah satu TV swasta Korea menayangkan film drama yang lokasi syutingnya di Gili Trawangan," ujar Gita.
Salah satu investor Korea Selatan Kodeco Energy melalui Wakil Direktur Kim Chang Gon dan Senior Manager Jung Tae Bong, telah menyatakan minatnya untuk menanamkan modal di NTB meskipun Gita belum mau menyebut dalam bidang yang lebih spesifik.
Selan itu, juga telah dilakukan penandatanganan Letter of Intent antara Gubernur NTB dengan CEO Korea Environment Corporation Byung Seong Chun terkait pertukaran informasi dan teknologi pengembangan energi baru terbarukan (renewable energy), dan implementasi pengembangan potensi cadangan karbon sesuai Paris Agreement.