Bisnis.com, DENPASAR—Perekonomian Bali pada triwulan I/2018 ini diprediksi akan tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya, yakni berada pada kisaran 5,73% - 6,13% karena didorong peningkatan sisi penawaran dan permintaan.
Kantor Bank Indonesia Perwakilan Bali mencatat, dari sisi permintaan kinerja ekonomi Bali diprakirakan terutama didorong oleh meningkatnya komponen konsumsi rumah tangga, konsumsi lembaga non profit rumah tangga, konsumsi pemerintah, ekspor luar negeri dan investasi.
Adapun sisi penawaran diprakirakan bersumber dari meningkatnya kinerja semua lapangan usaha utama Bali yang meliputi lapangan usaha makanan minuman, pertanian, perdagangan, transportasi, konstruksi serta industri pengolahan.
“Peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga, konsumsi lembaga nonprofit rumah tangga, lapangan usaha perdagangan serta industri pengolahan pada triwulan I 2018 didorong beberapa faktor,” jelas Kepala BI Perwakilan Bali Causa Iman Karana, Selasa (6/2/2018).
Causa menjelaskan adanya peningkatan upah minimum Provinsi (UMP) Bali hingga dua kali lipat dibandingkan 2017 dan berlaku awal tahun ini juga ikut mendorong peningkatan perekonomian. Selain itu, mulai membaiknya kembali kinerja bidang usaha pariwisata sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat membatasi wilayah darurat bencana Gunung Agung.
Dia menuturkan faktor musiman berupa perayaan imlek pada Februari lalu berpotensi mendorong peningkatan kunjungan wisman Tiongkok ke Bali. Pada awal tahun ini, frekuensi charter dari dan ke Tiongkok, dan telah dibukanya kembali direct flight dari dan ke Tiongkok sejak tanggal 4 Januari 2018 setelah sebelumnya dihentikan sementara.
Kemudian, dibukanya rute baru penerbangan seperti direct flight maskapai Air Asia dengan rute Manila-Bali pada Maret ini, dan Maskapai Garuda Indonesia dengan rute Denpasar-Zhengzhou dan Denpasar-Xi’an mulai 30 Januari 2018.
“Kondisi itu ditambah dengan persiapan pelaksanaan pemilukada dan adanya perayaan hari keagamaan yang sangat berpotensi mendorong peningkatan kinerja komponen dan lapangan usaha tersebut,” jelasnya.
Optimisme akan kondisi perekonomian Bali juga didorong oleh prakiraan membaiknya kinerja pertanian pada awal triwulan ini karena kondisi cuaca dan masuknya musim panen pertama untuk komoditas utama.
Mulai beroperasinya waduk Titab, setelah pada tahun lalu masih dilakukan perbaikan struktur dan pengisian waduk (compounding) serta pelaksanaan program peningkatan produksi ternak melalui program Sapi Induk Wajib Bunting (Siwab) berpotensi mendorong peningkatan kinerja pertanian pada triwulan I 2018.