Bisnis.com, DENPASAR—Sebanyak 85% UMKM di Bali terpaksa gulung tikar lantaran terus mengalami penurunan ekspor penjualan dan tidak mampu bersaing dengan produk-produk dari China.
Ketua Umum Pengurus Daerah Induk UMKM Indonesia Bali Anak Agung Ngurah Mahendra mengatakan kondisi ini dialami hampir seluruh UMKM di Indonesia. Hanya saja, Bali termasuk yang paling terdampak karena jumlah UMKM yang sangat banyak.
Sementara, untuk daerah seperti Lombok yang pariwisatanya sedang menggeliat justru mengalami hal sebaliknya. Hal itu lantaran UMKM daerah tersebut yang dinilai baru dan sedang tumbuh.
"Jumlah UMKM aktif ada 1.000 ya tinggal lagi 150, itu pun sudah masa besar dan ini merata [terjadi] di Indonesia," katanya kepada Bisnis, Rabu (14/2/2018).
Dia pun mengharapkan pemerintah untuk terus menggencarkan fasilitas pusat logistik berikat untuk UMKM agar mampu berkompetisi dengan negara-negara lainnya. Saat ini fasilitas ini dinilai sudah cukup dirasakan dengan baik oleh pelaku UMKM.
Sementara, pihaknya juga berencana akan membentuk koperasi untuk menampung persoalan UMKM di Bali dan memberi jalan keluar. Koperasi ini rencananya akan menyalurkan produk UMKM ke marketplace yang sudah ada.
Dia juga berharap pemerintah mulai membiayai pakar research and development untuk mengembangkan produk UMKM. Sekaligus juga, melakukan peningkatan teknologi agar kuantitas dan kualitas produk UMKM Bali dapat bersaing.
“Kebetulan pemerintah di Bali Creative Industry, itu yang kita mau sarankan agar dimaksimalkan agar mulitimensdi pengetahuan ada di sana termasuk yang dari ecommerce,” katanya.