Bisnis.com, DENPASAR—Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bali menyatakan capaian pertumbuhan ekonomi Pulau Dewata pada 2017 lebih rendah dibandingkan dengan target.
Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bali Azka Subhan menyatakan pihaknya memproyeksikan pertumbuhan Bali akan berada pada kisaran 5,7%-6,1%. Angka perkiraan itu pun sudah disesuaikan dengan kondisi erupsi Gunung Agung.
“Sebenarnya keinginan 5,9%, bahkan ini ternyata di luar jangkauan dan kami tidak sangka. Ternyata triwulan empat juga jatuh banget,” jelasnya, Senin (5/2/2018).
Menurutnya, penurunan tersebut akibat efek berganda karena banyaknya wisatawan yang tidak datang sehingga berdampak terhadap jumlah okupansi dan juga restoran. Azka menuturkan kondisi Bali pada tahun lalu tidak bisa dilepaskan dengan isu erupsi Gunung Agung hingga menyebabkan penutupan bandara.
Sebagai pintu masuk wisatawan, penutupan sangat mempengaruhi jumlah wisatawan yang berlibur di Pulau Dewata. Situasi itu ditambah lagi dengan menurunnya sisi produksi holtikultura akibat cuaca tidak bersahabat.
“Ini kami lagi sedih. Dalam lina tahun terakhir ini capaian terendah,” tegasnya.
Azka masih optimistis dengan capaian akhir tahun lalu, pada tahun ini pertumbuhan akan semakin positif meskipun diakuinya lebih berat tantangan yang dihadapi. Kampanye Bali safe serta kunjungan Presiden Jokowi dinilai sudah terasa memberikan dampak positif serta kunjungan wisman.
Harapannya, dengan adanya pembangunan sejumlah infrastruktur serta pelaksaan IMF dan World Bank Annual Meeting ditambah pilkada akan mendorong perekonomian.