Bisnis.com, DENPASAR—Ekonomi Bali sepanjang 2017 mencatat pertumbuhan 5,59% atau mengalami perlambatan dalam jika dibandingkan pertumbuhan 2016 yang sebesar 6,32%.
Ada tiga faktor menurut BPS Bali yang mempengaruhi lebih rendahnya capaian pertumbuhan ekonomi Pulau Dewata pada tahun lalu. Pertama, erupsi Gunung Agung menyebabkan menurunnya tingkat kunjungan wisman sebesar 34,55% pada triwulan IV/2017.
“Penurunan ini juga berdampak pada menurunnya tingkat hunian hotel berbintang,” kata Ketua BPS Bali Adi Nugroho, Senin (5/2/2018).
Faktor kedua, jumlah penumpang internasional yang berangkat dari Bandara Ngurah Rai tercatat mengalami penurunan sampai 33,57%. Begitu juga dengan penumpang domestik yang menurun sampai 22,06%. Ketiga, produksi berbagai tanaman holtikultura berupa buah-buahan dan sayur mayur pada triwulan akhir tahun lalu mengalami penurunan dibandingkan dengan sebelumnya.
Kondisi itu yang kemudian menahan laju ekonomi pada triwulan empat lalu hanya tumbuh 4,01% jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. Angka ini merupakan penurunan terdalam dalam periode 5 tahun ke belakang. Biasanya, setiap triwulan akhir pertumbuhan ekonomi selalu stabil.
Meski demikian, Bali masih terbantu dengan turunnya anggaran konstruksi pembangunan underpass Simpang Tugu Ngurah Rai yang dimulai November 2017 senilai Rp49 miliar. Selain itu, adanya perayaan Hari Raya Keagamaan Natal, Galungan dan Tahun Baru 2018 ikut mendongkrak pertumbuhan ekonomi.
Adi menyatakan dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 9,25%. Dari sisi pengeluaran kontribusi tertinggi masih disumbang oleh komponen pengeluaran rumah tangga sebesar 46,36% yang pada tahun ini tumbuh sebesar 5,59%.