Bisnis.com, DENPASAR—Asosiasi Peternak Sapi Bali tidak menyetujui rencana pemerintah daerah yang memotong kuota pengiriman ternak ini lantaran makin berisiko menurunkan jumlah populasi.
Kuota pengiriman Sapi Bali ke beberapa daerah di Tanah Air menurun pada 2018 menjadi 47.632 ekor lantaran populasi hewan ini menurun 7% atau menjadi hanya ada sekitar 507.000 ekor saat ini.
Ketua Asosiasi Peternak Sapi (Apsa) Bali Ketut Mupu mengatakan jika kuota pengiriman dibatasi maka justru akan menambah praktek kecurangan berupa munculnya pengiriman lewat jalur ilegal. Lantaran mengirim sapi sengan jalur ilegal maka harga sapi bali akan makin murah karena lebih mahal biaya pengiriman.
Alhasil peternak merugi dan mulai beralih ke bidang pekerjaan yang lain.
"Nanti akan muncul jalur tikus dengan tambah biaya pengiriman sampai Rp700 ribu, sementara petani tidak dapat untung yang signifikan," katanya kepada Bisnis, Senin (29/1/2018).
Kata dia, populasi sapi Bali memang cenderung menurun karena banyak peternak yang mulai beralih profesi. Pemerintah seharusnya menanggapi ini dengan makin menambah kuota pengiriman. Sehingga praktik-praktik yang merugikan peternak tidak terjadi. Sementara harga akan semakin stabil dan peternak diuntungkan.
"Sekarang kuota dibatasi tapi pengawasan tidak konsisten malah banyak muncul jalur tikus," sebutnya.