Bisnis.com, DENPASAR - Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai atau KPPBC Ngurah Rai membukukan realisasi penerimaan hingga awal Desember senilai Rp67,2 miliar atau baru 96,15% dari target yang dibebankan pada tahun ini Rp69,8 miliar.
Jika dibandingkan dengan 2016, penerimaan pada 2017 lebih rendah. Pada tahun lalu, total penerimaan KPPBC Ngurah Rai mencapai Rp86,5 miliar.
Dari total penerimaan pada tahun ini, bea masuk berkontribusi senilai Rp65,16 miliar, bea keluar senilai Rp376.000, dan bea cukai Rp2 miliar.
Adapun rincian penerimaan bea impor berasal dari pemberitahuan impor barang senilai Rp53,1 miliar, barang kiriman perusahaan jasa titipan Rp9 miliar, dan bandara Rp2,9 miliar.
Kepala KPPBC Ngurah Rai Indrawan Indarjono tidak menyebutkan faktor yang menurunkan perolehan penerimaan negara pada tahun ini. Pihaknya hanya menyatakan sangat optimistis sisa sebulan akan bisa memenuhi target yang dibebankan.
“Masih ada waktu efektif untuk mengejar sisa target penerimaan,” jelasnya, Kamis (13/12/2017).
Dia mengungkapkan objek yang banyak memberikan sumbangan penerimaan pendapatan bagi KPPBC Ngurah Rai adalah kargo dari Trakindo, perhiasan dan termasuk dari Sumbawa. Indrawan mengatakan kedepannya KPPBC Ngurah Rai akan meningkatkan layanan bagi eksportir dan importir.
Apalagi dengan rencana menjadikan Bali sebagai hub seperti Singapura, sehingga pihaknya akan meningkatkan layanan bagi pemilik barang. Meski demikian, diakuinya peningkatan kualitas itu belum tentu meningkatkan pendapatan, karena barang yang dikirim hanya menumpang melalui Bali.