Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PASAR MODAL: Ketika Saham (Sudah) Masuk Desa

Jika dulu orang mengenal istilah 'Abri Masuk Desa', untuk masyarakat yang mengaku kekinian mungkin lebih cocok jika ungkapan tersebut diganti menjadi 'Saham Masuk Desa'.
Ilustrasi/JIBI
Ilustrasi/JIBI

Bisnis.com, MATARAM - Jika dulu orang mengenal istilah 'Abri Masuk Desa', untuk masyarakat yang mengaku kekinian mungkin lebih cocok jika ungkapan tersebut diganti menjadi 'Saham Masuk Desa'.

Kabupaten Lombok Tengah menjadi salah satu dari tiga lokasi selain yaitu Timika, Aceh, dan Kalimantan Timur yang sudah mencanangkan diri untuk aktif menggerakkan ekonomi masyarakat salah satunya dengan menabung saham.

Anggapan masyarakat yang menilai saham hanya untuk orang kaya, coba ditepis dengan memberikan edukasi dan juga pengenalan investasi kepada masyarakat.

Lalu Dipta contohnya, meskipun baru mengenal investasi saham kurang dari satu tahun, namun pria asal Lombok Tengah ini sudah merasakan mudah dan murahnya investasi saham.

"Saham itu saya pikir awalnya untuk orang kaya dan barang mewah sekali. Tapi setelah saya dikenalkan, ternyata dengan Rp50 ribu kita sudah bisa punya saham," ujar Dipta.

Investasi saham, lanjut Dipta merupakan alternatif yang bisa dipilih masyarakat. Namun, perlu pengenalan dan juga edukasi lebih lanjut ke masyarakat. Pasalnya, di daerah tempat tinggalnya di Lombok Tengah, masih banyak korban investasi bodong yang masih trauma untuk menginvestasikan uang yang dimiliki.

Lain lagi cerita Tata, siswi kelas XII dari SMA Negeri 1 Praya, Lombok Tengah. Meskipun masih duduk di bangku SMA, Tata sudah menjadi investor pada tiga perusahaan besar.

Awalnya, Tata mendapat subsidi investasi sebesar Rp200.000 dari Bursa Efek Indonesia pada saat pertama kali membuka rekening saham. Jumlah tersebut ditambah subsidi dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. sebesar Rp100.000.

Uang tersebut lantas diinvestasikan Tata pada tiga perusahaan yaitu MNC, PP Property, dan Waskita Beton. "Nabung untuk longhold saja, karena niatnya akan saya gunakan untuk biaya kuliah," ujar Tata.

Berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan, di wilayah NTB terdapat setidaknya 5.000 investor yang terbagi menjadi sekitar 1.900 investor saham, 2.200 investor reksa dana, dan 900 investor surat berharga negara.

Lebih spesifik, dengan jumlah 231 investor, Lombok Tengah memberi porsi 11% terhadap nilai transaksi total di NTB yang sebesar Rp30 miliar atau senilai Rp1,2 miliar di Lombok Tengah.

"Kami melihat ada potensi untuk meningkatkan pola investasi masyarakat di sini menjadi investasi saham. Ini merupakan salah satu upaya untuk mengajak masyarakat beralih dari conventional saving," ujar Aditya Jayaantara, Kepala Departemen Pengawasan Pasar Modal 1A.

Tingkat literasi dan inklusi masyarakat terhadap pasar modal masih rendah masing-masing hanya sebesar 4,3% dan 1,3% berdasarkan survei OJK pada 2016.

Rendahnya angka tersebut membuat otoritas harus gencar untuk mengenalkan produk pasar modal kepada masyarakat sebagai salah satu alternatif dalam memilih produk keuangan yang sesuai.

Direktur Pengembangan BEI Nicky Hogan mengatakan sejak pelaksanaan program Masyarakat Nabung Saham pada September 2017, total jumlah investor di Kabupaten Lombok Tengah mengalami kenaikan tiga kali lipat.

"Per 31 Juli 2017 jumlah investor di Lombok Tengah baru 77 investor, per 4 November 2017 jumlahnya sudah mencapai 231 investor," ujar Nicky.

Nicky menyadari, memulihkan trauma masyarakat akibat investasi bodong tidaklah mudah. Banyak masyarakat yang tertipu, membuat keengganan tersendiri untuk mulai berinvestasi lagi.

Itulah yang menjadi tantangan dalam mengembangkan program pengenalan dan edukasi pasar modal khususnya saham kepada masyarakat.

Sampai dengan 2 Desember2017 sudah terlaksana 31 kegiatan edukasi pasar modal di 22 Desa serta 35 Dinas dan Lembaga di lingkungan Kabupaten Lombok Tengah dengan jumlah peserta sebanyak 1.400 warga dan karyawan pemerintah Kabupaten Lombok Tengah dan telah menghasilkan sekitar 170 investor baru.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Feri Kristianto

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper