Bisnis.com, KUPANG—Realisasi investasi di Provinsi Nusa Tenggara Timur hingga triwulan III 2017 mencapai Rp3,5 triliun.
"Capaian ini hampir memenuhi target yang ditetapkan sejumlah Rp3,78 triliun," kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PM-PTSP) Provinsi Nusa Tenggara Timur, Semuel Rebo di Kupang, Kamis (7/12/2017).
Menurut Semuel, realisasi investasi tersebut disumbangkan dari sejumlah sektor, antara lain bidang pariwisata dalam hal ini perhotelan.
Investasi perhotelan ini paling besar tersebar di Kabupaten Rote Ndao, Manggarai Barat, dan Kota Kupang. "Semua hotel itu dari Penanam Modal Asing (PMA) dan ada yang Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)," kata Semuel.
Dia mengatakan geliat pembangunan di setiap kabupaten dalam provinsi berbasis kepulauan itu terus saja melaju. Dan semuanya menjadi kewenangan serta tanggung jawab pemerintah kabupaten dan kota seiring perkembangan pariwisata di masing-masing daerah.
Hal itu juga akan termasuk tata ruang dan penataan lokasi setiap hotel yang akan dibangun di daerah-daerah itu. Artinya pembangunan setiap sarana pendukung pariwisata terutrama perhotelan harus juga mempertimbangkan aspek akses publik ke kawasan pantai.
"Agar memudahkan warga dan siapa saja penikmat pantai dan peisisr bisa mengaksesnya," katanya.
Menurut dia, dari aspek perizinan, sejumlah hotel yang dibangun di sejumlah daerah itu rata-ratanya memanfaatkan perizinan untuk kepentingan pembangunan hotel bintang tiga.
Lebih lanjut mantan Kepala Dinas Peternakan NTT ini menyampaikan, bidang kelautan dan perikanan disumbang oleh industri garam.
Sejumlah perusahaan garam itu antara lain, PT Cheetam di Nagekeo, PT Garam Indonesia di Teluk Kupang, Kabupaten Kupang, dan PT Sanche Garam di Rote Ndao.
Selain itu, rumput laut di Kabupaten Kupang dengan pabrik pengolahan rumput laut yang saat ini sudah hampir rampung yang berlokasi di Tablolong.