Bisnis.com, MATARAM—Letusan Gunung Agung di daerah Buleleng, Bali pada hari Selasa, 21 November 2017 Pukul 17.05 WITA kemarin hingga siang ini, Rabu 22 November 2017 belum menganggu aktivitas penerbangan di sekitar wilayah tersebut.
Dari pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan Volcanic Ash (VA) paper test hasilnya dinyatakan nihil VA.
Selain itu pengamatan juga dilakukan dengan bantuan para pilot pesawat yang melalui daerah tersebut. Di antaranya laporan dari pilot Wings Air no penerbangan WON 1859 dan pilot Lion Air no penerbangan LNI 651 dan LNI 273.
"Para pilot tersebut melaporkan bahwa _small ash cloud from mount Agung, moving to east_ (debu letusan Gunung Agung bergerak ke arah Timur)," seperti dikutip Bisnis.com dalam keterangan resmi yang diterima di Mataram, Rabu (22/11/2017).
Arah abu yang menuju ke timur itu masih sesuai dengan hasil pengamatan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral kemarin yang menyatakan bahwa asap letusan teramati bertekanan sedang dengan warna kelabu tebal dan dengan ketinggian maksimum sekitar 700 m di atas puncak bertiup lemah ke arah Timur-Tenggara.
"Dari hasil pengamatan dan laporan tersebut, dapat kami simpulkan bahwa tidak ada abu vulkanik dibarea bandara Ngurah Rai, Bali. Dengan demikian erupsi Gunung Agung hingga pagi ini belum mengganggu aktivitas penerbangan di Bali dan sekitarnya," ujar Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Agus Santoso.
Namun demikian, Agus menyatakan walau kegiatan operasi penerbangan berlangsung normal tetap akan diawasi ketat. Hal ini sesuai dengan rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) bahwa seluruh pemangku kepentingan di sektor penerbangan agar terus mengikuti perkembangan aktivitas G. Agung secara rutin. Karena data pengamatan dapat secara cepat berubah sehingga upaya-upaya preventif untuk menjamin keselamatan udara dapat dilakukan.
"Saya juga harapkan jangan ada pihak-pihak yang menyebarkan berita atau informasi seputar penerbangan yang tidak benar terkait letusan Gunung Agung ini. Jika ada yang ragu-ragu, silahkan hubungi kami langsung untuk mendapatkan informasi yang sebenarnya," ujar Agus lagi.
Menurut Agus, pihak Ditjen Udara bersama dengan AirNav Indonesia sudah menyiapkan bandara-bandara alternatif pengganti Bandara Ngurah Rai, Bali jika terjadi letusan Gunung Agung. Dengan demikian layanan penerbangan tidak terganggu dan keselamatan serta keamanan penerbangan tetap terjamin.
Bandara-bandara tersebut adalah Bandara Blimbingsari (Banyuwangi), Bandara Internasional Lombok, Bandara Juanda (Surabaya), Bandara Adi Sumarmo (Solo), Bandara El Tari ( Kupang), Bandara Sultan Hasanuddin ( Makassar), Bandara Soekarno-Hatta (Tangerang), Bandara Haji Muhammad Sulaiman-Sepinggan (Balikpapan), Bandara Sam Ratulangi (Manado) dan Bandara Pattimura (Ambon).