Bisnis.com, KUPANG—Kepala Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Dani Suhadi mengatakan daerah itu membutuhkan pabrik pembuat nitrogen (N2) cair untuk kelancaran inseminasi buatan melalui Program Sapi Induk Wajib Bunting (Siwab) di daerah itu.
"Daerah ini masih membutuhkan ketersediaan nitrogen cair yang banyak untuk mendukung peningkatan produksi tenak melalui teknologi reproduksi inseminasi buatan," kata Dani Suhadi di Kupang, Senin (13/11/2017).
Nitrogen cair, katanya, akan berfungsi mendistribusikan semen beku atau sperma sapi yang selama ini mengandalkan dari Balai Inseminasi Buatan di Singosari Jawa Timur dan Lembang Jawa Barat.
Ia menjelaskan sejak pelaksanaan Program Siwab di daerah itu, kebutuhan nitrogen cair mengandalkan pasokan yang diproduksi perusahaan Aneka Gas di Surabaya, Jawa Timur dengan harga standar e-katalog.
"Untuk kelancaran inseminasi buatan menyiasati dengan pembelian nitrogen cair dengan kontainer besar yang namanya ranger dengan kapasitas sekali angkut mencapai 400 hingga 500 liter," katanya.
"Ada empat ranger yang kami adakan sehingga bisa bolak-balik, ketika pasokan sampai di sini kami isi dan yang lain kirim kembali untuk kelancaran pasokan karena memang dibutuhkan banyak nitrogen cair," katanya.
Menurutnya, meskipun pelaksanaan inseminasi buatan di NTT telah melampaui target yakni tercatat hingga November 2017 sudah mencapai 39.000 ekor sapi dari target 25.000 ekor lebih dalam tahun ini, namun untuk memastikan ketersediaan pasokan nitrogen cair ke depan maka dibutuhkan adanya pabrik di daerah itu.
Hal itu untuk memastikan kebutuhan di kabupaten-kabupaten di daerah itu bisa tercukupi karena untuk mendistribusikan semen beku harus dibungkus dengan nitrogen cair dengan kondisi suhu rendah yaitu minus 120 derajat Celcius.