Bisnis.com, DENPASAR—Realisasi penyaluran KUR di wilayah Bali hingga akhir September 2017, sudah mencapai Rp3,8 triliun atau 74% dari target sampi akhir tahun ini Rp5,07 triliun.
Segmen mikro masih paling besar disalurkan yakni Rp2,86 triliun sedangkan segmen ritel sekitar Rp920 miliar. Sektor perdagangan besar dan eceran masih mendominasi penyaluran KUR dengan nilai Rp2,4 triliun atau sekitar 63%. Adapun porsi ke sektor produktif seperti pertanian, perkebunan, hingga perikanan kurang dari 25% dari total KUR atau sekitar Rp868 miliar.
Selain masih didominasi sektor perdagangan dan eceran, lokasi penyaluran KUR di Bali juga belum merata. Nasabah paling banyak mendapatkan dana suku bunga murah ini adalah Denpasar yakni Rp793,7 miliar dari total KUR, diikuti Tabanan Rp503,6 miliar, Gianyar Rp482,5 miliar, Buleleng Rp453,6 miliar. Porsi KUR ke daerah seperti Klungkung Rp216,5 miliar, Jembrana Rp333,3 miliar, Karangasem Rp376,5 miliar dan Bangli paling rendah Rp201,7 miliar.
Deputi Direktur OJK Regional 8 Bali Nusra Rochman Pamungkas menjelaskan, ada dua hal yang menyebabkan penyaluran KUR belum merata ke semua sektor dan kabupaten. Pertama, terkait belum disetujuinya skema penyaluran yang diajukan perbankan Bali ke kementerian terkait.
“Skema yang diajukan bank khusus untuk di Bali itu penyalurannya ke kelompok, dan itu belum bisa diputuskan oleh kementerian terkait,” tuturnya, Selasa (24/10/2017).
Skema menyalurkan melalui kelompok diusulkan karena lebih efektif bagi perbankan di Bali. Dengan cara itu, bank bisa menjangkau lebih banyak dan mudah mempertanggungjawabkan melalui ketua kelompok.