Bisnis.com, NUSA DUA—Lomba lari Bali Run 2017 yang diikuti sekitar 3.500 peserta dari dalam dan luar negeri membuktikan bahwa Pulau Dewata aman untuk dikunjungi meskipun Gunung Agung dalam status Awas.
Direktur Operasional PT Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Anak Agung Ngurah Wirawan menjelaskan lomba lari kategori 5 km, 10 km, dan 25 km ini menarik minat peserta karena bukan hanya melintasi taman di kawasan Nusa Dua, tetapi juga melewati jalan raya dan Jalan Tol Bali Mandara.
“Tahun lalu kami hanya lari di kawasan Nusa Dua, kini dengan izin Menteri Pekerjaan Umum bisa diselenggarakan melalui Tol Bali Mandara,” katanya seusai lomba lari di Pulau Peninsula, Nusa Dua, Minggu (1/10/2017).
Menurut Wirawan selain sebagai aktivitas olah raga, kini lari telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat perkotaan dari berbagai kalangan usia di seluruh dunia. Kegiatan ini digelar sebagai bagian dari atraksi wisata yang digelar di kawasan wisata yang dikelola badan usaha milik negara (BUMN) ITDC.
Kehadiran sejumlah wisatawan asing dalam kegiatan Bali Run juga membuktikan aktivitas wisata di Bali aman dan berlangsung normal seperti biasa. “Ya, peserta asing hanya sedikit karena ada isu Gunung Agung, tapi sebenarnya Bali aman untuk dikunjungi,” ujarnya.
Wirawan menyebut peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Agung memang membuat khawatir sejumlah pelari asing. Ia berupaya meyakinkan dengan menjelaskan posisi Nusa Dua yang aman karena jauh Gunung Agung. “Akhirnya mereka semangat untuk datang dan ikut Bali Run,” tuturnya.
Bahkan, lanjut Wirawan, sejumlah wisatawan yang tinggal di hotel kawasan Nusa Dua mengetahui jika terjadi erupsi dan Bandara Ngurah Rai tidak beroperasi akan digantikan dengan moda transportasi darat dan laut. Banyak yang telah mempersiapkan hal itu jika dari ke Bali tidak bisa melalui udara.
“Ya, kita masih punya Pelabuhan Benoa, Gilimanuk dan Pelabuhan Padangbai, untuk keluar jika Bandara Ngurah Rai terpaksa ditutup. Mungkin informasi seperti ini harus didengungkan terus kepada wisatawan di seluruh dunia,” imbuhnya.
Terkait pembatalan wisatawan, Wirawan mengaku hingga kini belum menerima laporan tersebut dari hotel-hotel di kawasan ITDC. Dia mengatakan saat ini tingkat hunian kamar hotel di kawasan ITDC masih cukup baik. Selama periode semester I/2017 rata-rata okupansi 78%, tapi pascastatus Awas Gunubng Agung belum diketahui seberapa besar dampaknya.
Managing Director ITDC Wayan Karioka mengatakan pelaksanaan Bali Run merupakan satu hal untuk membuktikan, bahwa aktivitas pariwisata masih tetap berjalan saat aktivitas vulkanik Gunung Agung mengalami peningkatan. Kini status Awas tetap diberlakukan dan warga dalam radius 12 km dari gunung berapi ini harus mengungsi.
Kata dia bencana merupakan kondisi darurat yang tak bisa seorang pun mencegah. “Kita hanya bisa mengantisipasi untuk meminimalisasi jatuhnya korban dan kerugian,” ujarnya.