Bisnis.com, DENPASAR -- Transaksi non tunai resmi diterapkan di seluruh gardu tol Bali Mandara yang berjumlah 20 buah pada 1 Oktober 2017.
Tol Bali telah melakukan penetrasi transaksi non tunai sejak Agustus 2017 dengan hanya menyediakan 11 Gardu Tol Otomatis (GTO) sementara gardu tol sisanya tetap melayanai transaksi tunai. Saat melakukan penetrasi, baru tercatat 14% transaksi non tunai di tol. Transaksi non tunai di Tol Bali kemudian terus naik menjadi 44% pada September 2017. Diharapkan, setelah Minggu (1/10/2017) diterapkan seluruh gardu tol melayani non tunai maka transaksi ini akan terus naik.
Direktur Utama Jasamarga Bali Tol (JBT) Akhmad Tito Karim mengharapkan setidaknya ada peningkatan transaksi non tunai di tol mencapai 90%.
Menurut penuturannya, setiap pagi tol Bali selalu macet lantaran masih banyak yang mengggunakan transaksi tunai.
"Jadi kita lihat besok pagi apa bisa menurun atau tidak," katanya, Minggu (1/10/2017).
Dia menyebutkan, tantangan selanjutnya dalam penerapan sistem transaksi ini adalah meningkatkan pemahaman para pengguna jalan tol agar terbiasa melakukan transaksi non-tunai di jalan tol.
"Tantangan ke depannya adalah kita harus terus meningkatkan pemahaman agar masyarakat terbiasa melakukan transaksi non-tunai. Syukur alhamdulillah, sosialisasi cukup berhasil," katanya.
Sementara, untuk mewujudkan transaksi non tunai 100% di tol Bali, JBT telah bekerja sama dengan sejumlah perbankan sebagai penyedia kartu uang elektronik. Kartu yang dapat digunakan di Jalan Tol Bali Mandara meliputi E-Toll dan E-Money (Bank Mandiri), Brizzi (Bank BRI), TapCash (Bank BNI), Flazz (Bank BCA), Blink (BTN), dan E-Money BPD Bali.
Menurutnya, hingga 29 September 2017, sudah terealisasi lebih dari 30.000 kartu uang elektronik yang terjual dan siap digunakan untuk transaksi tol.