Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sektor Pariwisata Dituntut Memperkuat Daya Saing Tenaga Kerja

Sektor pariwisata dituntut semakin memperkuat daya saing untuk memenangkan kompetisi di era perdagangan bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN, khususnya pasar tenaga kerja.
Ilustrasi./Antara
Ilustrasi./Antara

Bisnis.com, DENPASAR – Sektor pariwisata dituntut semakin memperkuat daya saing untuk memenangkan kompetisi di era perdagangan bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN, khususnya pasar tenaga kerja.

Demikian salah satu kesimpulan dari Sosialisasi Masyarakat Ekonomi ASEAN dengan tema dengan tema “Pariwisata Daerah yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN” yang digelar Badan Kerja Sama Parlemen Dewan Perwakilan Daerah di Denpasar, Kamis (28/9/2017).

Diskusi ini menghadirkan tiga narasumber yakni Tri Mardjoko dari ASEAN FTA Center, Ketua Prodi Pariwisata FIB Universitas Gadjah Mada Tular Sudarmadi, dan Kepala Bidang Sumber Daya Pariwisata Disparda Bali Ni Nyoman Andriani. Acara juga dihadiri 12 senator anggota DPD RI dar berbagai provinsi.

Menurut Mardjoko persaingan di kawasan regional ini bukan antarpemerintah, antarmerek, atau antarperusahaan, tetapi telah berkembang menjadi persaingan antarjaringan atau networking yang mengharuskan bergabung dengan berbagai kekuatan negara lain dalam memperkuat daya saing, termasuk sektor pariwisata. 

“Phuket [Thailand] misalnya, merupakan sebuah tujuan wisata yang banyak meniru Bali dalam berbagai aspek seperti makanan, cenderamatam, dan produk wisata lainnya,” kata Mardjoko.

Destinasi pesaing Bali ini juga secara aktif melakukan pemantauan terhadap situasi dan kondisi pariwisata Bali. Dia mencontohkan, dulu mereka mengunakan isu terorisme dan kini bencana Gunung Agung untuk menarik wisatawan agar tidak ke Bali.

Selain itu, Tular menyarankan memperkuat branding destinasi wisata dengan kegiatan festival serta meeting, incentive, conference, exhibition (MICE) bertaraf internasional.

“Bali telah menjadi tujuan wisata nomor satu di Indonesia, banyak barang-barang dari daerah lain yang dijual seperti souvenir, handicraft, maupun hasil industri hilir lainnya,” katanya. 

Namun, lanjutnya, dalam persaingan yang dipengaruhi oleh perubahan teknologi informasi (digitalisasi) dan perubahan hidup, branding tujuan wisata dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk memperkuat daya saing pariwisata.

Tular mengatakan perubahan pada paradigma pengelolaan pariwisata dari massal menjadi pariwisata berkualitas ataupun pariwisata berbasis komunitas membuat wisatawan mengeksplor lebih jauh untuk menggali pengalaman kehidupan sebuah masyarakat.

Anggota DPD RI asal Bali I Gusti Ngurah Arya Wedakarna yang menjadi moderator acara ini menambahkan untuk memperkuat daya saing pariwisata harus didukung pula dengan peningkatan kualitas sumber daya pariwisata melalui pendidikan dan sertifikasi untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis :

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro