Bisnis.com, DENPASAR - Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia atau AirNav Indonesia akan menjadikan 10 bandara sebagai alternatif pendaratan untuk pesawat yang sedang terbang menuju Denpasar, Bali apabila Gunung Agung mengalami erupsi.
Direktur Utama AirNav Indonesia Novie Riyanto menyampaikan 10 bandara yang menjadi pilihan pengalihan penerbangan adalah Jakarta, Makassar, Surabaya, Balikpapan, Solo, Ambon, Manado, Praya, Kupang, dan Banyuwangi.
Sebjumlah 10 bandara tersebut disiapkan untuk pesawat narrow body maupun wide body yang menuju Bali. Untuk pesawat berbadan lebar, bisa dialihkan ke Surabaya, Makassar, bahkan Jakarta.
“Bila erupsi terjadi, maka pesawat yang akan mendarat di Bali akan dialihkan ke 10 bandara lain. Hari ini kami memanggil para General Manager di bandara-bandara tersebut ke Bali untuk melakukan rapat persiapan bila erupsi terjadi,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (26/9/2017)
Pemanggilan 10 GM ke Bali menunjukkan keseriusan AirNav dalam menyiapkan rencana mitigasi bila erupsi terjadi. Meskipun sampai saat ini, kondisi Gunung Agung belum membahayakan penerbangan sebab sampai saat ini belum mengeluarkan abu vulkanik dan hanya berupa uap air.
"Kami bahkan akan melakukan berbagai rencana, termasuk dari siai waktu terjadinya erupsi. Jadi apa yang dilakukan jika erupsi itu terjadi siang dan bagaimana kalau malam. Karena berbeda situasi trafiknya," kata Novie.
Novie menyampaikan, pihaknya berkoordinasi dengan instansi lain seperti PVMBG yang selalu memantau abu vulkanik dengan mengunakan satelit Himawari. Selain itu, AirNav Indonesia juga berkoordinasi dengan sejumlah institusi seperti BMKG serta Darwin Volcanic Ash Advisory Centre, Australia.
"Jadi kami memantau semua perkembangan dan bila terjadi erupsi, kami sudah siap,” pungkasnya.