Bisnis.com, SEMARAPURA – Presiden Jokowi meminta masyarakat di sekitar Gunung Agung untuk mematuhi seluruh instruksi dari petugas, bupati, dan gubernur agar dapat meminimalisir dampak jika terjadi erupsi.
Penegasan tersebut disampaikan ketika Presiden mengunjungi lokasi pengungsian di GOR Swecapura, Kabupaten Klungkung. Sebelumnya, Jokowi juga mengunjungi Pos Komando Penanggulangan Bencana Gunung Agung di Tanah Ampo dan pos pengungsian di Desa Ulakan, Kabupaten Karangasem.
Menurutnya, penanggulangan gunung api tidaklah mudah karena tidak ada kepastian kapan akan meletus bahkan bisa tidak meletus.
"Tidak ada juga yang dapat memprediksi dengan akurat kapan persisnya [erupsi] dan seberapa besar intensitasnya," jelasnya didampingi sejumlah menteri, di Klungkung, Selasa (26/9/2017).
Karena itu, pemerintah pusat provinsi dan kabupaten akan berupaya sekuat tenaga agar kerugian sekecil mungkin termasuk kerugian ekonomi yanf terhenti dalam ketidakpastian karena rakyat mengungsi. Kendati demikian, Jokowi menegaskan bahwa prioritas terpenting adalah keselamatan masyarakat.
"Oleh karena itu saya meminta kepada seuruh masyarakat di sekitar Gunung Agung patuh agar bisa meminimalisir seluruh dampak yang ada," tuturnya.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana mencatat jumlah pengungsi Gunung Agung hingga Selasa pagi (26/9) sebanyak 57.428 jiwa, tersebar di 357 titik di 9 kabupaten dan kota.
Sebaran pengungsi di Kabupaten Badung 3 titik (328 jiwa), Bangli 28 titik (4.690 jiwa), Buleleng 24 titik (8.518 jiwa), Denpasar 26 titik (2.212 jiwa), Gianyar 9 titik (137 jiwa), Jembrana 4 titik (82 jiwa), Karangasem 84 titik (21.280 jiwa), Klungkung 162 titik (19.456 jiwa), dan Tabanan 17 titik (715 jiwa).
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menegaskan penanganan pengungsi terus dilakukan. Gubernur Bali juga telah menetapkan penanganan darurat dan pengungsi menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi Bali.