PDAM Kota Kupang Butuh Penampung Distribusi Air Bersih

Bisnis.com, KUPANG – Perusahaan Daerah Air Minum Kota Kupang membutuhkan penampung distribusi air bersih untuk meningkatkan layanan air bersih kepada pelanggan di Ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur itu, kata Wali Kota Kupang Jonas Salean.

"Reservoir itu sebagai salah satu langkah mengantisipasi kemungkinan menurunnya debit di musim kemarau yang saban tahun menjadi langganan di daerah ini," katanya di Kupang, Rabu (1/3/2017).

Menurut dia, untuk kepentingan pemenuhan air bersih warga sepanjang tahun, daerah itu harus memiliki satu bendungan yang permanen sehingga mampu memberikan layanan maksimal.

Namun demikian, katanya, rencana pembangunan Bendungan Kolhua di wilayah itu yang sudah masuk dalam salah satu proyek strategis nasional, masih belum bisa terlaksana karena terkendala penyerahan lahan, yang saat ini sedang diupayakan Pemerintah Provinsi NTT.

Oleh karena belum terealiasi, Pemerintah Kota Kupang memandang penting mencari jalan lain dengan membangun reservoir yang berfungsi menampung air baku dari Bendungan Tilong untuk selanjutnya disalurkan ke seluruh pelanggan.

"Teknis dan lokasi pembangunan reservoir akan menjadi kerjanya Dinas PU dan PDAM Kota Kupang," katanya.

Direktur PDAM Kota Kupang Noldy Mumu pada kesempatan terpisah mengatakan segera membangun dua penampung air sebagai sentra distribusi air bersih kepada pelanggan.

Sebanyak dua penampung air bersih berkapasitas masing-masing 1.000 liter itu, kata dia, akan bisa lebih memungkinkan kontinuitas layanan air bersih kepada seluruh pelanggan yang saat ini sudah mencapai 7.500 pelanggan itu.

Selama ini, fasilitas reservoir yang ada dan digunakan sebagai sentra suplai air bersih kepada pelanggan masih sedikit dengan berkapasitias kecil sehingga berpengaruh kepada kontinuitas suplai.

Untuk masing-masing reservoir berkapasitas 1.000 liter itu membutuhkan anggaran Rp1,2 miliar sampai Rp1,5 miliar. Total dana pembangunan dua reservoir Rp2,4 miliar sampai Rp3 miliar. PDAM Kota Kupang telah memiliki anggaran Rp2,4 miliar yang dinilai cukup membangun dua penampung sentra suplai air bersih.