Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyandang Disabilitas Diajak Melek Perdagangan Daring

Mungkin setelah ini mau beli hape yang bisa internet, ujar Ni Komang Cawati, sambil tersenyum malu. Meskipun era internet sudah sedemikian berkembang pesat, wanita penyandang disabilitas asal Tabanan ini belum pernah bersentuhan langsung dengan internet.
Pemateri dari Tokopedia memberikan pelatihan mengenai teknologi digital kepada penyandang disabilitas di Denpasar, Bali./Feri Kriatianto
Pemateri dari Tokopedia memberikan pelatihan mengenai teknologi digital kepada penyandang disabilitas di Denpasar, Bali./Feri Kriatianto

Bisnis.com, DENPASAR – "Mungkin setelah ini mau beli hape yang bisa internet," ujar Ni Komang Cawati, sambil tersenyum malu. Meskipun era internet sudah sedemikian berkembang pesat, wanita penyandang disabilitas asal Tabanan ini belum pernah bersentuhan langsung dengan internet.‎

Jangankan toko daring, akun media sosial seperti facebook dan twitter ‎dia tidak memilikinya. Informasi soal internet hanya diketahuinya secara samar. 

Kini, semuanya menjadi terang ketika dirinya mengikuti pelatihan pemberdayaan komunitas disabilitas melalui ekonomi digital yang diselenggarakan BPJS Ketenagakerjaan Bali Nusra Papua, Tokopedia, dan Gesellschaft fur International Zuzammenarbeit (GIZ) d‎i Yayasan Annike Linden, di Denpasar, Bali.

"Ternyata tidak seribet yang saya bayangkan," sahutnya bersemangat ketika ditanya ilmu dari pelatihan. Cawati mengaku akan menjajal peruntungan berbisnis di e-commerce. Satu keinginan muncul adalah berjualan produk kerajinan di situs daring‎.

Cawati tidak sendirian, sekitar 49 orang penyandang disabilitas yang ikut pelatihan juga memberikan sinyal serupa. Memasarkan produk kini mereka nilai bisa dalam genggaman mereka karena adanya e-commerce.

Staf Yayasan Bunga Bali Ni Made Ari Astini mengakui masalah pemasaran menjadi kendala bagi penyandang disabilitas. Yayasan Bunga Bali menaungi sekitar 20 penyandang disabilitas, dan melatih mereka menghasilkan produk kerajina berupa puzzle.

Selama ini, pemasaran hasil kerajinan penyandang disabilitas tersebut hanya dijual di Bali Collection Nusa Dua. Hanya pusat perbelanjaan di kawasan BTDC itu saja menjadi gantungan penjualan produk karya penyandang disabilitas.

"Sebenarnya mereka sudah dengar soal internet, tapi secara detil bagaimana menjalankannya belum. Makanya pesanan hanya terbatas di Bali Colection saja," ujarnya.

Kepala Divisi Perencanaan Strategis BPJS Ketenagakerjaan Romie Erfianto menegaskan selama ini penyandang disabilitas belum disentuh oleh ekonomi digital. Karena alasan itu, pihaknya memberikan pelatihan management pengelolaan terkait barang yang dijual dan pengenalan internet. 

"Bagaimana mereka bisa menjual barang di Tokopedia. Kami juga punya akses 360.000 perusahaan yang terdaftar bagaimana teman teman punya akses di sektor formal. Ini tahun kolaborasi," tuturnya di lokasi sama.

Peserta pelatihan kali ini berasal dari berbagai yayasan penyandang disabilitas di Bali, seperti Yayasan Bunga Bali, Yayasan Bhakti Senang Hati, Yayasan Cahaya Mutiara, Yayasan Peduli Kemanusiaan dan Yayasan Puspadi.

Mayoritas tuna daksa dan beberapa tuna grahita (Yayasan Peduli Kemanusiaan) yang telah memiliki skill dalam mengembangkan produk sesuai dengan keterampilan masing-masing.

Tokopedia memberikan ilmu bagaimana mereka memiliki produk, transaksi dan meningkatkan transaksi. Situs daring ini lebih ke pemasaran ranah digital alias e-commerce. Adapun GIZ memberikan dukungan enterpreneur skill dan soft skil serta bagaimana akses market ke pasar lokal. 

Romie menambahkan penting bagaimana membekali penyandang disabilitas ketrampilan agar bisa masuk perusahaan swasta dan multinational. Dia menyakini pelatihan dapat meningkatkan produktivitas kesana. Penting di era sekarang membagikan ilmu kepada penyandang disabilitas bagaimana tren barang dan alurnya, karena Bali berpotensi menjadi pusat penjualan. 

"Ini adalah opportunity baru yang bisa ditumbuhkan, dan ini percontohan ekonomi digital masuk ke disabilitas. Ini upaya kongkrit meningkatkan ekonomi digital‎. Kami akan coba cari akses," jelasnya.

Dia menegaskan BPJS Ketenagakerjaan memiliki profil lengkap berupa 45 juta tenaga kerja yang mengiur. Data itu bisa dimanfaatkan misalnya menyambungkan kebutuhan tenaga kerja yang terdaftar ketika mau berbelanja di Bali bisa didorong ke penyandang disabilitas.

"Kami punya segmentasi, profil naker, badan usaha. Itu menjadi satu segmentasi dan opportunity baru bagaimana menggunakan itu," bebernya.

Kepala Kantor BPJS Ketenagakerjaan Wilayah Bali Nusra Papua (Banuspa) Kuswahyudi menekankan sasaran pelatihan adalah untuk memberdayakan penyandang disabilitas yang saat ini cukup banyak. Dia mengurai jumlah penyandang disabilitas di Pulau Dewata paska terjadinya Bom 2002 sangat banyak.

Dia menyakini pelatihan ini berfungsi memberdayakan penyandang disabilitas dalam hal pemasaran dan digital ekonomi. Mantan Kadiv Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan ini menekankan pelatihan ini bagian dari tindak lanjut bantuan iuran kepada 500 orang untuk penyandang disabilitas di Bali.

"Sebenarnya teman-teman ini kan sudah ada yang menghasilkan produk dan sudah dipasarkan, tetapi perlu lebih lagi memanfaatkan peluang," jelas mantan Kepala BPJS Ketenagakerjaan Wilayah Sulawesi Maluku.

Deputy Director, Social Protection Programme GIZ Frank Schneider mengharapkan pelatihan ini bisa mendorong peningkatan penyerapan tenaga kerja disabilitas serta mereka mampu berwirausaha. Dia menilai masih banyak perusahaan sulit memperkerjakan penyandang disabilitas.

Media Relations Specialist Tokopedia Antonia Adega menekankan situs daring ini memberikan kesempatan kepada semua orang untuk berusaha. Dengan sudah ada sekitar 1 juta merchant, maka penyandang disabilitas bisa ikut berjualan.

Bagi Cawati, pelatihan seperti ini diharapkan tidak selesai dalam hitungan hari. Setelah ini pendampingan apa lagi yang diperlukan, itu juga tidak kalah penting.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Feri Kristianto

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro