Bisnis.com, MATARAM - Penyaluran kredit di Nusa Tenggara Barat (NTB) pada kuartal II/2024 tercatat Rp64,04 triliun atau tumbuh 14,33% (yoy). Jika dibandingkan dengan penyaluran kredit pada kuartal I/2024 yang nilainya mencapai Rp66,19 triliun, terjadi penurunan penyaluran selama kuartal II/2024.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Berry Arifsyah Harahap menjelaskan penyaluran pembiayaan sepanjang kuartal II/2024 ditopang oleh akselerasi pertumbuhan kredit konsumsi, serta kredit modal kerja dan investasi yang tetap tumbuh positif meski melandai dari kuartal sebelumnya.
Berry menyebut lebih rendahnya penyaluran kredit di kuartal II/2024 karena penyaluran kredit ke sektor pertambangan dan perdagangan tercatat turut meski tumbuh positif.
Di sisi lain, secara sektoral, pertumbuhan kredit ditopang oleh akselerasi pertumbuhan kredit pertanian dari 20,06% (yoy) menjadi 21,04% (yoy).
"Adapun penyaluran kredit pada sektor utama lainnya, yakni sektor pertambangan dan sektor perdagangan terpantau tetap tumbuh positif meski tidak setinggi kuartal sebelumnya. Pertumbuhan positif penyaluran kredit turut diimbangi dengan likuiditas yang memadai. Hal ini tercermin dari penghimpunan DPK yang kembali tumbuh terakselerasi dari kuartal sebelumnya menjadi sebesar 12,83% (yoy)," jelas Berry kepada media, Jumat (21/6/2024).
Berry juga menjelaskan pertumbuhan positif kredit perdagangan turut tercermin dari penyaluran kredit rumah tangga, khususnya KPR, KKB, dan kredit rumah tangga lainnya yang tetap tumbuh double digit, masing-masing sebesar 14,71%, 15,60%, dan 22,76% (yoy). Sejalan dengan itu, kredit UMKM terpantau tumbuh positif 10,17% (yoy), dengan pangsa mencapai 24,82% (lebih tinggi dari triwulan sebelumnya 23,16%) dari total penyaluran kredit.
Baca Juga
Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) atau tabungan nasabah di perbankan NTB pada kuartal II/2024 senilai Rp44,74 triliun atau 12,83% (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan kuartal sebelumnya yang tercatat Rp44,66 triliun atau tumbuh 7,24%(yoy). Berdasarkan instrumennya, pertumbuhan yang lebih tinggi terutama didorong oleh instrumen giro yang tumbuh signifikan dibandingkan pertumbuhan kuartal sebelumnya.
Di sisi lain, deposito dan tabungan tetap tumbuh positif meski melandai dari triwulan sebelumnya. Sementara berdasarkan golongan nasabah, peningkatan penghimpunan DPK terutama berasal dari pertumbuhan DPK Pemda yang lebih tinggi, termasuk juga DPK swasta (korporasi) setelah empat kuartal sebelumnya mengalami kontraksi.
Adapun secara spasial, pangsa penghimpunan DPK terbesar di NTB masih berada di Kota Mataram dengan pangsa 72%, diikuti dengan Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten dan Kota Bima.