Bisnis.com, DENPASAR – Pemerintah provinsi Nusa Tenggara Barat tetap mendorong proses diversifikasi bahan pangan untuk mengurangi ketergantungan masyarakat dari konsumsi beras walaupun produksi beras NTB tergolong tinggi.
Data Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB mencatat indeks ketahanan pangan NTB masuk dalam kategori sangat baik dengan nilai 74,6 poin pada 2022 dengan surplusnya produksi padi, jagung dan kedelai. Pada 2022, produksi beras NTB sudah mencapai 1,1 juta ton dari target 2,2 juta ton pada 2022. Kemudian produksi jagung 1,6 juta ton dari target 2,2 juta ton, produksi kedelai 3.124 ton dari target 40.809 ton pada 2022.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB, Fathul Gani, menjelaskan daya tahan pangan NTB sangat aman karena produksi selalu berlebih dari kebutuhan dalam daerah.
“Kondisi daya tahan pangan NTB sangat baik, karena produksi gabah kita sangat baik, kemudian jagung, bahkan NTB juga mengirim beras ke daerah lain. Yang kami lakukan saat ini menjaga harga komoditas tersebut tetap stabil sehingga petani tidak rugi,” kata Gani melalui Telepon pada Rabu (22/6/2022).
Kendati demikian, Gani menjelaskan tetap mengupayakan langkah-langkah diversifikasi pangan sesuai dengan arahan pemerintah pusat, untuk menanam bahan pangan yang sesuai dengan karakteristik NTB.
“Selain beras di NTB banyak tanaman yang bisa menjadi alternatif pengganti beras sebagai sumber karbohidrat, seperti sukun, jagung, pisang. Kami dari Pemda tetap berupaya untuk melakukan diversifikasi tersebut,” ujar Gani.
Baca Juga
Masyarakat yang memiliki pekarangan luas di rumah maupun sawah juga didorong untuk menanam tanaman sumber karbohidrat selain padi.
“Kami juga terus berupaya mendorong masyarakat NTB yang memiliki pekarangan untuk menanam tanaman sumber karbohidrat, agar ketergantungan masyarakat terhadap beras berkurang secara perlahan. Selain itu kami juga mengoptimalkan peran penyuluh di NTB, kami memiliki ribuan penyuluh yang tugasnya membantu petani meningkatkan produktivitasnya, termasuk soal tanaman sumber karbohidrat selain padi,” kata Gani. (C211)