Bisnis.com, DENPASAR - Kinerja ekspor Bali naik 14,19 persen pada Maret 2022 dibandingkan Februari 2022.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, nilai ekspor pada Maret 2022 mengalami peningkatan sebesar 9,00 persen (yoy), dari US$47,60 juta menjadi US$51,88 juta. Pemicunya kenaikan nilai ekspor sektor industri pengolahan pada Maret 2022 yang mencapai 12,27 persen (yoy).
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Bali Hanif Yahya mengatakan dari lima besar negara tujuan ekspor Bali pada Maret 2022, nilai ekspor ke negara Amerika tercatat paling tinggi yaitu US$17,47 juta dengan persentase kenaikan 6,76 persen.
Jika dikumulatifkan, secara umum jumlah nilai ekspor Bali dari Januari hingga Maret 2022 adalah US$141,07 juta atau meningkat 15,04 persen dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya (yoy).
“Ekspor industri pengolahan Bali meningkat cukup tinggi karena beberapa komoditas andalan Bali terus melakukan ekspor. Salah satu komoditas ekspor Bali yang mengalami peningkatan ekspor tertinggi secara nilai adalah komoditas pakaian dan aksesorisnya (bukan rajutan) yang naik US$2.075.984,” ungkap Hanif dikutip Rabu (11/5/2022).
Ketua Asosiasi Eksporter dan Produsen Handicraft Indonesia (ASEPHI) Bali Ketut Dharma Siadja menangapi bahwa ekspor Bali meningkat tetapi belum signifikan.
Baca Juga
“Tentu sasaran pasar utama kita di luar negeri, saat ini kondisi perekonomian beberapa negara asing sudah mulai membaik setelah masa pandemi, permintaan dari negara luar pun juga meningkat maka ekspor pun juga berjalan dengan baik,” jelasnya kepada Bisnis.
Ia menyampaikan komoditas kerajinan tangan seperti kerajinan perak, kerajinan kayu, kerajinan rotan dan kerajinan kerang pun juga menjadi penyumbang dalam ekspor Bali.
Selain jenis komoditas dan pasar global, menurutnya faktor yang memengaruhi dari meningkatnya ekspor Bali adalah nilai rupiah yang melemah. Hal itu akan menjadi pemicu agar barang kita menjadi kompetitif di mata dunia.
Melihat perkembangan ekonomi global yang terus membaik, Dharma berharap agar ekspor di Bali terus meningkat dan ia pun optimis pada ekspor Bali. “Saya optimistis. Tentunya dengan komoditas kerajinan kita, karena saya melihat terjadi pelemahan rupiah, sehingga barang-barang kita tentu akan dilihat oleh pasar global,” ucapnya.