Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Diversifikasi Energi Listrik di NTB Dimulai, Begini Perkembangannya

NTB juga berencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) atau tenaga angin.
Pekerja melintas di dekat baling-baling yang akan dirakit di Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Tolo I di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Rabu (4/4/2018)./JIBI-Paulus Tandi Bone
Pekerja melintas di dekat baling-baling yang akan dirakit di Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Tolo I di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Rabu (4/4/2018)./JIBI-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, MATARAM - Provinsi Nusa Tenggara Barat memulai diversifikasi energi listrik menuju Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebagai komitmen membangun energi berbasis lingkungan.

Pembangkit listrik dengan Energi Baru Terbarukan (EBT) di Provinsi Nusa Tenggara Barat mencapai 38,56 MW atau 11 persen dari keseluruhan sumber energi pembangkit yang ada.

Sejak 2019, NTB melalui Peraturan Daerah (Perda) Nomor 3 Tahun 2019 tentang Rencana Umum Energi Daerah (RUED-P), menargetkan pada 2025 sumber energi baru dan terbarukan mencapai 35 persen dari keseluruhan sumber energi. NTB butuh 24 persen lagi untuk mencapai target tersebut.

Wakil Gubernur NTB, Sitti Rohmi Djalilah, menjelaskan transisi ke energi baru dan terbarukan harus komitmen semua pihak, baik pemerintah Provinsi maupun Kabupaten dan Kota. "NTB memiliki potensi EBT yang besar jika dikembangkan, dan diversifikasi energi harus segera dilakukan agar tidak bergantung ke satu sumber," jelas Rohmi dikutip dari rilis, Kamis (21/4/2022).

Pembangkit listrik EBT yang sudah dikembangkan yakni Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang tersebar di Kabupaten Lombok Timur, Lombok Utara hingga pulau Sumbawa. NTB juga berencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) atau tenaga angin.

Rohmi menjelaskan NTB sudah masuk dalam lokal jaringan International Council of Local Environmental Initiatives (ICLE), sebuah jaringan 1.750 pemerintah lokal seluruh dunia yang berkomitmen membangun sumber energi berbasis lingkungan.

"ICLEI Indonesia menaruh perhatian terhadap pembangunan rendah emisi sebagai respons dari aktivitas transportasi, pemakaian energi, serta pengolahan sampah. Program 100 persen Renewable Energy (RE) merupakan program yang telah dilaksanakan di berbagai negara dalam upaya percepatan energi berkelanjutan melalui optimalisasi potensi Energi Baru dan Terbarukan (EBT)," kata Rohmi. (K48)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper