Bisnis.com, MATARAM - Kebutuhan oksigen di Nusa Tenggara Barat naik drastis sejumlah 283.196 kg atau 35.490 per bulan selama kenaikan kasus Covid-19 di NTB.
Kebutuhan oksigen NTB terbilang defisit dari persediaan oksigen sejumlah 220.000 kg atau 27.500 tabung besar, NTB defisit 63.000 kg oksigen. Terbatasnya ketersediaan oksigen membuat Pemprov NTB meminta rumah sakit efisien dalam menggunakan oksigen.
Direktur RSUD NTB Lalu Herman Mahaputra menjelaskan rumah sakit harus mengatur penggunaan oksigen dengan ketat termasuk melakukan skrining terhadap pasien dalam penggunaan oksigen.
Baca Juga
"Seluruh rumah sakit harus memahami kebutuhan oksigen di rumah sakitnya. Setiap penggunaan oksigen harus dikoordinasikan dengan dokter penanggungjawab pelayanan. Mengoptimalkan penggunaan dan distribusi oksigen kosentrator, memonitor kebutuhan oksigen secara ketat. Bila kondisi membaik segera hentikan pemberian dan melakukan skrining ketat di IGD untuk menentukan kriteria pasien butuh perawatan atau isoman," jelas Herman, Selasa (10/8/2021).
Kepala Dinas Kesehatan NTB Lalu Hamzi Fikri juga mengungkapkan hal senada, manajemen efisiensi harus diterapkan dalam penggunaan oksigen. "Perlu penerapan manajemen efisiensi penggunaan oksigen agar optimal," ujar Fikri.
Sebelumnya Pemprov NTB optimistis akan ketersediaan oksigen dengan produksi 220 ton per bulan, yang pada pertengahan Juli kebutuhan oksigen masih di angka 120 ton setiap bulan. Kelangkaan oksigen diungkapkan oleh IDI NTB dengan tertundanya operasi di rumah sakit yang harus menunggu hingga tiga hari. (K48)