Bisnis.com, DENPASAR - Ekspor ikan kakap pada Triwulan I/2021 senilai US$1,2 juta atau meningkat 24 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy).
Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Bali Ni Wayan Lestari mengatakan dari segi volume, ekspor ikan kakap pada periode tersebut mencapai 246.868 Kg atau meningkat 25 persen (yoy).
Menurutnya, peningkatan ekspor ikan kakap ini disebabkan karena tingginya permintaan dari sejumlah negara seperti Australia, China, Hongkong, Taiwan, Thailand, dan USA.
"Kami tetap berharap agar ekspor ikan kakap dapat tumbuh positif pada periode selanjutnya," kata dia kepada Bisnis, Rabu (21/4/2021).
Dari sisi lain, di tengah pandemi eksportir masih menemukan beberapa kendala seperti penerbangan yang belum pulih. Meski dapat melalui Jakarta, hanya saja harus mengeluarkan biaya yang lebih besar.
Kemudian, ekspor juga tidak didukung oleh ketersediaan kontainer yang mencukupi. Hal ini karena pandemi menyebabkan kelangkaan kontainer yang datang dari luar negeri, sehingga biayanya juga menjadi lebih mahal.
Baca Juga
"Pandemi ini memang cukup menjadi pukulan berat untuk banyak pihak, termasuk juga dalam melakukan aktivitas ekspor," jelasnya.
Berdasarkan data Disperindag Bali, pada Triwulan I/2021 jenis ikan lainnya seperti ikan tuna mengalami nilai pertumbuhan ekspor negatif atau mencapai 38 persen (YoY). Ikan hias hidup terkontraksi sedalam 54 persen, dan ikan kerapu tumbuh negatif 36 persen.
"Secara keseluruhan, nilai ekspor komoditas hasil pertanian dalam arti luas yakni kelautan mengalami kontraksi -21,46 persen, atau senilai US$32 juta," tambahnya.