Bisnis.com, DENPASAR - Pengusaha ritel di Bali menjadikan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1943 sebagai momen untuk memperoleh keuntungan. Mereka menargetkan dapat mencapai keuntungan 10 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Provinsi Bali AAG Agra Putra mengatakan Hari Raya Nyepi tahun ini yang jatuh pada Minggu, 14 Maret menjadi momen yang ditunggu-tunggu para pelaku usaha khususnya bidang ritel.
Menjelang momen Nyepi masyarakat di seluruh Pulau Dewata akan membeli persediaan makanan dan minuman untuk di rumah selama perayaan berlangsung.
"Biasanya penjualan menjelang Nyepi lebih tinggi dibandingkan hari raya lainnya, seperti Galungan dan Kuningan. Karena kalau Nyepi seluruh masyarakat menyiapkan stok makanan dan minuman di rumah," tuturnya saat dihubungi Bisnis, Senin, (8/3/2021).
Meski diprediksi akan terjadi peningkatan penjualan, sambung Agra, dibandingkan periode yang sama sebelum adanya pandemi akan menunjukan kondisi yang minus.
Hal ini karena pada kondisi normal, 2 - 3 hari sebelum Nyepi penjualan akan meningkat 200 - 300 persen dibandingkan hari biasanya pada bulan yang sama, atau meningkat 20 - 30 persen dibandingkan bulan sebelumnya (MtM).
Menurutnya, dalam menyambut Hari Raya Umat Hindu yang jatuh setiap Maret ini, pengusaha ritel telah menyiapkan stok dan melakukan penambahan stok barang dibandingkan hari biasanya.
Namun secara kuantitas jumlah stok tidak sebanyak tahun sebelumnya, karena masih dalam kondisi Covid-19.
"Kalau saat ini selama masa pandemi rata-rata semua barang tersedia. Karena bisa dikatakan over supply. Barangnya ada, tetapi permintaannya turun," kata dia.