Bisnis.com, DENPASAR — Budi daya pisang cavendish di wilayah Bali memperlihatkan hal yang menggairahkan.
Tahun ini PT Nusantara Segar Abadi yang bergerak di bidang perkebunan akan kembali melakukan perluasan lahan budi daya pisang cavendish kualitas ekspor.
Lahan perluasan direncanakan mencapai hingga 70 hektare di Desa Pekutatan, Jembrana, Bali.
Pada 2020, anak perusahaan PT Great Giant Pineapple (GGP) ini telah bekerja sama dengan Perusahaan Daerah Bali menggarap 32 hektare lahan budi daya pisang cavendish di lokasi yang sama.
Budi daya tersebut berpotensi menghasilkan panen hingga 174.000 box per tahunnya.
Adapun, berdasarkan data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bali, luas lahan budi daya pisang di Bali pada 2020 mencapai 85.488 hektare dengan produksi mencapai 2 juta kuintal.
Operation Head PT NSA Rahmat Hidayat mengatakan pisang cavendish yang diproduksi di Pulau Dewata telah memenuhi standar kualitas ekspor. Namun, tambahnya, standar dari segi kuantitas tidak dapat terpenuhi karena luas lahan belum mencapai 300 hektare.
“Kalau standar untuk ekspor minimal harus memiliki lahan seluas 300 hektare,” tuturnya saat dihubungi Bisnis, Rabu, (3/3/2021).
Menurut Rahmat tahun ini akan dilakukan kerja sama dengan para petani di daerah Jembrana, khususnya untuk pengembangan pisang lokal seperti pisang raja dan pisang kayu.
Kerja sama tersebut berupa penyediaan bibit kepada petani yang memiliki lahan budi daya.
“Kalau kendala budi daya pisang tidak terlalu berat ya, cuma kadang susah air saja di daerah Pekutan,” tambahnya.
Pada panen perdana pisang cavendish di Pekutan, November 2020. Sekretaris Kemenko Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan pengembangan produk hortikultura jenis buah pisang cavendish ini terus didorong pemerintah.
Hal itu dilakukan melalui Program Pengembangan Hortikultura Berorientasi Ekspor.
Langkah tersebut merupakan salah satu upaya meningkatkan pemerataan ekonomi di daerah karena jika luas lahan budi daya mencapai 32 hektare, nilai ekonomi yang dihasilkan mencapai Rp2,2 miliar per tahun.
“Untuk awal kita penuhi pasar di Bali, dan ke depannya kami yakin juga bisa memenuhi kebutuhan di luar Pulau bahkan ekspor,” tambahnya.
Dari sisi lain, dia menyampaikan produksi pisang cavendish di Jembrana lebih produktif dibandingkan indukannya di Lampung.
Sehingga ke depan, lahan budi daya akan terus dikembangkan dan telah disepakati dengan Pemprov Bali menjadi 300 hektare.