Bisnis.com, DENPASAR — Perum Bulog Kantor Wilayah Bali telah menyerap 750 ton beras komersial selama Januari - Februari 2021 atau mencapai 10,6 persen dari target penyerapan sebanyak 7.100 ton pada 2021. Target ini meningkat 1.000 ton dibandingkan tahun sebelumnya secara year on year (YoY).
Pimpinan Perum Bulog Kanwil Bali Suhardi mengatakan saat ini pihaknya hanya dapat menyerap beras komersial. Sedangkan untuk beras medium sebagai cadangan beras pemerintah (CBP) belum dapat diserap, karena harganya di Pulau Dewata sudah melebihi dari Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang ditetapkan senilai Rp8.300. Adapun terkait HPP Gabah Kering Panen (GKP) senilai Rp4.200, untuk harga di Bali berkisar Rp4.500 - Rp4.600.
"Selama ini untuk harga di Bali tidak pernah di bawah HPP, hal ini karena sistem Subaknya bagus sehingga penanaman diatur dengan baik sesuai wilayah dan area masing-masing. Dalam setahun menanam padi hanya dua kali, selain itu palawija. Sehingga panennya bergantian terus menerus," tuturnya saat dihubungi Bisnis, Selasa (2/3/2021).
Sementara itu, terkait dengan pengadaan beras medium sebagai CBP di Bali didistribusikan dari Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Jawa Timur sebagai daerah yang mengalami surplus beras. Meski pemenuhan CBP di Kanwil Bali dipenuhi oleh wilayah luar, dia menjelaskan bahwa untuk saat ini stok masih cukup hingga empat bulan ke depan atau mencapai 4.000 ton.
"Adapun untuk stok masih dalam proses perjalanan sebanyak 1.500 ton, jadi bisa buat lebih dari empat bulan kedepan, karena penggunaan beras CBP di Bali tidak banyak, dan permintaan cenderung ke beras premium," tambahnya.
Bulog Bali Menyerap 750 Ton Beras
Sedangkan untuk beras medium sebagai cadangan beras pemerintah (CBP) belum dapat diserap, karena harganya di Pulau Dewata sudah melebihi dari Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang ditetapkan senilai Rp8.300.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Luh Putu Sugiari
Editor : Miftahul Ulum
Topik
Konten Premium