Bisnis.com, DENPASAR - Jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Badung bertambah 214,49 persen selama masa pandemi Covid-19 menjadi 31.449 UMKM.
Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa mengatakan, sebelum pandemi terjadi, Badung hanya memiliki 10.000 UMKM. Lonjakan jumlah UMKM di Badung terjadi selama pandemi Covid-19, karena sektor pariwisata yang selama ini menjadi mata pencaharian tidak beroperasi.
Setidaknya, hampir 75 persen penduduk usia kerja di Badung bekerja di sektor pariwisata. Ketika sektor pariwisata mati suri selama pandemi, usaha baru pun bermunculan.
"Mereka yang tidak bisa bekerja selama pandemi memunculkan usaha baru, banyaknya UMKM berprogress terus, dan cenderung akan meningkat lagi," katanya, Selasa (26/1/2021).
Suiasa memerinci, UMKM di Badung memiliki berbagai produk unggulan seperti perhiasan perak dan emas, sepatu sandal maupun tas, kipas, fashion, dupa, keramik, bumbu rujak, tenun ikat, asparagus, hingga patung pis bolong.
Dari UMKM yang ada, saat ini baru 1.319 UMKM yang go digital, Dinas Koperasi dan UMKM Badung saat ini sedang mendorong agar 20.000 UMKM sisanya bisa memanfaatkan layanan digital.
"Kalau sudah digital baru kami dorong on boarding [channeling ke market place]," sebutnya.